Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kisah Tiga Singa Inggris Terseok-Seok Menuju Puncak Eropa

14 Juli 2024   17:50 Diperbarui: 14 Juli 2024   18:03 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.goal.com/en/lists/marcus-rashford-jordan-henderson-themselves-blame-euro-2024-snubs-winners-losers-england-gareth-southgate-crystal-palace/blt12d01ad628909fcd

Harry Kane, sang kapten yang telah merasakan pahitnya kekalahan di final Euro 2020, kembali dengan tekad yang lebih kuat. Gol-golnya bukan hanya tentang angka di papan skor, tapi juga tentang penebusan dan harapan sebuah bangsa.

Di babak 16 besar, Inggris bertemu dengan Kroasia, tim yang pernah menghancurkan mimpi mereka di Piala Dunia 2018. Pertandingan berlangsung sengit, dengan kedua tim saling bertukar serangan. 

Namun, gol dramatis dari Bukayo Saka di menit-menit akhir tiba-tiba membawa Inggris melaju ke perempat final. Inggris pun berjumpa Der Panzer Jerman, rival abadi mereka. 

Pertandingan ini lebih dari sekadar sepak bola; ini adalah pertemuan dua kekuatan besar Eropa, baik di lapangan maupun di luar lapangan. Brexit yang masih menyisakan ketegangan politik menjadi latar belakang yang tak terucap dari duel ini.

Kemenangan Inggris atas Jerman lewat adu penalti bukan hanya tentang lolos ke semifinal. Ini adalah momen katarsis, pembebasan dari trauma masa lalu. 

Tangis haru Jordan Pickford setelah menepis tendangan penalti terakhir Jerman adalah tangis seluruh bangsa Inggris.

Di semifinal, Inggris malah bertemu dengan Portugal. Cristiano Ronaldo, yang bermain di Euro terakhirnya, memberikan perlawanan sengit. Namun, permainan cerdas Declan Rice di lini tengah dan ketajaman Marcus Rashford di lini depan memastikan Inggris melaju ke final dengan kemenangan tipis 2-1. 

Southgate, yang dulu pernah menjadi 'penjahat' karena gagal mengeksekui penalti di Euro 1996, kini berdiri di ambang kemuliaan. Ia telah membawa Inggris melampaui ekspektasi, mengubah kritik menjadi pujian. 

Namun, ia pasti tahu bahwa perjalanan belum berakhir. Final melawan Spanyol akan menjadi ujian terberat mereka.

Dukungan untuk tim Inggris mengalir dari berbagai penjuru. Dari pub-pub di London hingga pabrik-pabrik di Manchester, seluruh negeri bersatu dalam harapan. 

Bahkan Pangeran William, dalam kapasitasnya sebagai presiden FA, menyampaikan pesan dukungan yang mengharukan. Kedatangannya di beberapa laga Three Lions dan tariannya ketika pemain Inggris memasukkan bola ikut mengawal euforia hingga final.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun