Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Geopolitik Piala Eropa 2024

14 Juni 2024   23:55 Diperbarui: 15 Juni 2024   11:17 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Piala Eropa atau Euro 2024 diselenggarakan di Jerman pada 14 Juni hingga 14 Juli 2024. Pesta bola Eropa itu tidak hanya menjadi ajang sepak bola bergengsi antar-negara Eropa, namun juga memiliki dimensi geopolitik yang signifikan. 

Penggemar sepakbola di seluruh dulu diperkirakan mengarahkan radar perhatiannya ke Benua Biru untuk menyaksikan turnamen empat tahunan ini. Sangat menarik membicarakan tim negara mana yang bakal mencapai puncak sebagai juara Euro 2024.

Terlepas dari itu semua, tak dapat disangkal, pesta bola ini  digelar di tengah dinamika politik dan keamanan yang kompleks di kawasan Eropa. Ajang itu diselenggarakan dintengah konflik yang masih berlangsung antara Rusia dan Ukraina.

Peristiwa olahraga internasional, seperti Euro 2024 atau Olimpiade Paris 2024, tidak pernah bebas dari konteks politik global. Event olahraga besar kerap menjadi panggung bagi negara-negara untuk menunjukkan kekuatan, mempromosikan kepentingan, dan menggunakan soft power mereka.

Tuan rumah Euro 2024, Jerman, dikenal sebagai kekuatan ekonomi dan politik yang berpengaruh di Eropa. Dengan menjadi tuan rumah, Jerman berkesempatan untuk menunjukkan kepemimpinannya dan memperkuat posisinya sebagai aktor kunci dalam perpolitikan Eropa. Selain itu, kesuksesan penyelenggaraan Euro 2024 dapat meningkatkan citra dan pengaruh Jerman secara global.

Namun begitu, bayangan konflik Rusia-Ukraina yang masih berlangsung menjadi tantangan geopolitik yang signifikan bagi Euro 2024. Ketegangan politik antara Rusia dengan negara-negara Eropa lainnya telah meningkat sejak invasi militer Rusia ke Ukraina pada Februari 2022. 

Uni Eropa dan sekutunya telah memberlakukan serangkaian sanksi terhadap Rusia sebagai respons atas agresinya. Akibatnya, hubungan bilateral Uni Eropa dan Rusia sedang tidak baik-baik saja.

Dalam konteks ini, partisipasi Rusia di Euro 2024 menjadi isu yang kontroversial. Banyak pihak mendesak UEFA, badan sepak bola Eropa, untuk melarang Rusia berkompetisi sebagai sanksi atas tindakannya di Ukraina. Kebijakan mengizinkan Rusia untuk ambil bagian di Euro 2024 dapat dilihat sebagai bentuk legitimasi atas agresi militernya. 

Di sisi lain, pengecualian Rusia dapat memicu kecaman dari Moskow dan memperburuk ketegangan politik dengan Eropa. UEFA dituntut bersikap netral dalam suasana geopolitik yang pelik ini.

Keamanan juga menjadi aspek geopolitik yang krusial dalam penyelenggaraan Euro 2024. Ancaman seperti terorisme, hooliganisme, dan serangan siber dapat meningkat di tengah ketidakstabilan yang dipicu oleh konflik Rusia-Ukraina.

Kerjasama keamanan multilateral yang erat antara Jerman, UEFA, dan negara-negara peserta untuk mengantisipasi dan menangkal potensi risiko tersebut. 

Di luar isu Rusia-Ukraina, Euro 2024 juga dapat menjadi ajang bagi negara-negara Eropa untuk mempromosikan agenda dan kepentingan geopolitik mereka. 

Negara-negara itu dapat menggunakan partisipasi dan performa mereka di Euro 2024 untuk meningkatkan soft power, menarik investasi, dan memperkuat hubungan diplomatik dengan negara-negara lain. 

Kesuksesan tim nasional dapat diterjemahkan menjadi peningkatan prestise dan pengaruh negara di kancah internasional.

Namun, Euro 2024 juga berpotensi menjadi katalis bagi gerakan sosial-politik di Eropa. Turnamen ini dapat menjadi platform bagi ekspresi identitas nasional, aspirasi kemerdekaan, atau tuntutan perubahan politik oleh suporter dan masyarakat. 

Demonstrasi atau protes politik dapat terjadi selama pertandingan, yang menguji kesiapan Jerman dan UEFA dalam menyikapi dinamika tersebut.

Euro 2024 dapat menjadi cerminan dari lanskap geopolitik Eropa yang kompleks dan saling terkait. Sepak bola mungkin saja tidak bisa menyelesaikan konflik geopolitik, tetapi cabang olah raga itu dapat menjadi jembatan yang menyatukan perbedaan dan mempromosikan perdamaian. 

Melalui semangat sportivitas dan persaingan yang sehat, turnamen ini berpotensi menjadi kekuatan positif dalam hubungan internasional Eropa. Bagaimana Jerman dan UEFA menavigasi kompleksitas geopolitik ini akan sangat menentukan kesuksesan dan dampak jangka panjang dari Euro 2024. 

Dengan kepemimpinan yang bijaksana, komunikasi yang transparan, dan komitmen terhadap nilai-nilai bersama, sepak bola dapat menjadi alat diplomatik yang kuat untuk mempromosikan stabilitas, rekonsiliasi, dan kerjasama di benua yang sedang bergejolak ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun