Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Promosi Sate Nusantara di Kancah Global melalui Peran Diaspora

11 Juni 2024   23:30 Diperbarui: 12 Juni 2024   10:30 651
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Food truck dengan menu Sate Indonesia di Washington DC (Sumber: mamarantau.com)

Adakah orang Indonesia yang tidak mengenal sate? Makanan ini merupakan salah satu kuliner Indonesia yang paling populer dan mudah dikenali. Sekarang, sate tidak hanya populer di dalam negeri, namun juga mulai dikenal di luar negeri. 

Kelezatan sate bisa berasal dari beragam varian dan bumbu khasnya dari berbagai daerah di Nusantara. Tak ayal, sate juga menjadi duta kuliner yang potensial untuk memperkenalkan kekayaan gastronomi Indonesia di kancah global. 

Bersama rendang, gado-gado, dan gudeg, keunikan sate juga tercermin dari sejarah dan tradisi yang melatarbelakanginya. Meskipun asal-usulnya masih diperdebatkan, sate diyakini sebagai kuliner asli Indonesia yang terinspirasi dari kebab Timur Tengah dan telah diadaptasi dengan sentuhan lokal yang khas.

Lokalitas asal sate menjadi beragam dan berbagai macam variasi di setiap daerah di Indonesia. Daging sate bisa berupa daging ayam, kambing, sapi, hingga sate lilit khas Bali yang dibuat dari daging ikan tuna. 

Baca juga: Socrates dan Kopi

Perbedaan jenis sate ini tidak hanya terletak pada bahan dasarnya, tetapi juga pada bumbu dan saus yang digunakan, seperti saus kacang, kecap manis, atau sambal. Keragaman ini mencerminkan kekayaan budaya kuliner Indonesia yang bisa menjadi daya tarik bagi lidah masyarakat global.

Promosi sate sebagai ikon kuliner Indonesia di dunia internasional mestinya perlu strategi diplomasi kuliner yang tepat. Strategi itu antara lain adalah keikutsertaan berbagai aktor. 

Berbeda dengan diplomasi hard-power yang melibatkan pemerintah semata, promosi sate dapat dikategorikan ke dalam diplomasi soft power. Pada diplomasi kedua, diplomasi mendorong partisipasi pemerintah dan sektor swasta atau masyarakat, dan terutama diaspora Indonesia di luar negeri. 

Diplomasi kuliner (salah satu bagian dari soft power diplomacy) merupakan penggunaan makanan sebagai instrumen untuk meningkatkan hubungan antar-masyarakat dari berbagai negara. Melalui makanan, hubungan antarbudaya dapat terjalin memperkuat interaksi sosial, dan mempromosikan pemahaman antar bangsa. 

Dalam konteks ini, diaspora memainkan peran penting sebagai citizen diplomat yang menjembatani pertukaran budaya melalui kuliner. Sebagai anggota masyarakat dari sebuah negara yang tinggal dan menetap di negara lain, diaspora memainkan peran kunci memperkenalkan makanan.

Diaspora Indonesia, yang tersebar di berbagai negara, dapat menjadi agen promosi sate dan kuliner Nusantara lainnya. Mereka bisa membuka restoran atau gerai makanan Indonesia, berpartisipasi dalam festival kuliner, pameran budaya atau perdagangan, dan memperkenalkan sate kepada masyarakat setempat. 

Pengalaman otentik bersantap sate yang disajikan langsung oleh orang Indonesia akan memberikan kesan mendalam bagi masyarakat dari negara lain. Selanjutnya, sate Indonesia dapat meningkatkan apresiasi masyarakat di negara tertentu terhadap budaya Indonesia.

Food truck dengan menu Sate Indonesia di Washington DC (Sumber: mamarantau.com)
Food truck dengan menu Sate Indonesia di Washington DC (Sumber: mamarantau.com)

Selain itu, kolaborasi antara diaspora dengan pemerintah Indonesia juga penting dalam diplomasi sate. Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bisa memberikan dukungan kepada diaspora, misalnya melalui penyediaan bahan baku, pelatihan kuliner, atau promosi bersama. 

Program co-branding restoran diaspora dengan nation branding Wonderful Indonesia adalah contoh sinergi yang bisa meningkatkan visibilitas sate sebagai ikon kuliner Indonesia. Promosi sate melalui kanal digital dan media sosial juga tak kalah penting di era global ini. 

Berdasarkan hasil kajian Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) hingga akhir November 2023 ada sebanyak 295 restoran Indonesia di negeri Belanda, 162 restoran di Australia, 89 restoran di Amerika Serikat, 70 di Malaysia, dan ada 66 restoran di Jepang.

Pemerintahan Presiden Joko Widodo telah meluncurkan program Indonesia Spice Up The World sejak Juni 2020 dengan melibatkan lintas kementerian dan lembaga dan dipimpin oleh Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi.

Dengan program itu, pemerintah menargetkan bisa membuka 4.000 restoran Indonesia dan, sekaligus, mengekspor bumbu/rempah senilai 20 juta dolar AS pada 2024. Dengan menggerakkan diplomasi gastronomi, Indonesia bisa mengembangkan banyak sektor di dalamnya, mulai dari pertanian hingga pariwisata.

Diaspora bisa memanfaatkan platform seperti Instagram, YouTube, atau TikTok untuk membagikan resep, cerita, dan pengalaman kuliner terkait sate. Konten yang menarik dan informatif bisa menjangkau audiens yang lebih luas dan menarik minat mereka untuk mencoba sate atau bahkan berkunjung ke Indonesia.

Meski begitu, diplomasi sate ini juga perlu memperhatikan tantangan tertentu, seperti standardisasi kualitas, adaptasi cita rasa untuk lidah internasional, dan edukasi tentang cara menyantap sate yang autentik. Riset pasar dan pemahaman mendalam tentang preferensi kuliner di setiap negara tujuan diperlukan agar strategi promosi sate bisa disesuaikan dengan tepat.

Selain manfaat ekonomi, diplomasi sate juga berpotensi meningkatkan soft power Indonesia di kancah global. Sate bisa menjadi pintu masuk bagi masyarakat internasional untuk menjelajahi keragaman budaya Indonesia lebih dalam. 

Ketertarikan pada kuliner bisa berlanjut pada minat terhadap destinasi wisata, bahasa, seni, hingga peluang bisnis dan investasi di Indonesia. Melalui perut, kuliner semacam sate, rendang, soto, dan lainnya dapat membuat orang setempat mengenal Indonesia.

Kisah sukses Thailand dalam mempromosikan tom yam atau pad thai sebagai ikon kuliner mereka di dunia internasional bisa menjadi pembelajaran bagi Indonesia. Kisah suksea lain dapat dipelajari dari Vietnam dan India untuk menyebut beberapa negara di Asia. 

Dengan strategi diplomasi kuliner yang terencana, konsisten, dan melibatkan kolaborasi berbagai pihak, terutama diaspora, sate Indonesia juga bisa menjadi global dish yang mendunia. Beberapa restoran Indonesia di Australia, Belanda, Amerika Serikat juga menyajikan sate sebagai pilihan menu unggulan mereka.

Dalam diplomasi Indonesia, sate tidak sekadar hidangan yang lezat. Lebih dari itu, sate dapat juga menjadi representasi budaya Indonesia yang kaya dan beragam. 

Diplomasi memang bermacam-macam. Setidaknya macam diplomasi tergantung fokus perhatiannya dalam soal makanan. Studi diplomasi menjelaskan bahwa penyajian makanan sebagai menu di restoran atau truk makanan/food truck (seperti gambar di atas) dikenal sebagai diplomasi kuliner.

Lebih lanjut, presentasi makanan sate yang disertai dengan cerita tentang tradisi atau asal usulnya biasanya disebut diplomasi gastro. Pada setiap tusuk sate yang disajikan seolah melibatkan emosi, kreativitas, dan kehangatan masyarakat Indonesia. 

Dengan mempromosikan sate sebagai duta kuliner Indonesia, kita tidak hanya meningkatkan apresiasi global terhadap masakan Nusantara, tetapi juga mengundang dunia untuk mengenal Indonesia lebih dekat. Diplomasi sate sebenarnya adalah cara mempengaruhi pikiran dan hati warga negara lain lewat cita rasa dan perut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun