Kisah sukses Thailand dalam mempromosikan tom yam atau pad thai sebagai ikon kuliner mereka di dunia internasional bisa menjadi pembelajaran bagi Indonesia. Kisah suksea lain dapat dipelajari dari Vietnam dan India untuk menyebut beberapa negara di Asia.Â
Dengan strategi diplomasi kuliner yang terencana, konsisten, dan melibatkan kolaborasi berbagai pihak, terutama diaspora, sate Indonesia juga bisa menjadi global dish yang mendunia. Beberapa restoran Indonesia di Australia, Belanda, Amerika Serikat juga menyajikan sate sebagai pilihan menu unggulan mereka.
Dalam diplomasi Indonesia, sate tidak sekadar hidangan yang lezat. Lebih dari itu, sate dapat juga menjadi representasi budaya Indonesia yang kaya dan beragam.Â
Diplomasi memang bermacam-macam. Setidaknya macam diplomasi tergantung fokus perhatiannya dalam soal makanan. Studi diplomasi menjelaskan bahwa penyajian makanan sebagai menu di restoran atau truk makanan/food truck (seperti gambar di atas) dikenal sebagai diplomasi kuliner.
Lebih lanjut, presentasi makanan sate yang disertai dengan cerita tentang tradisi atau asal usulnya biasanya disebut diplomasi gastro. Pada setiap tusuk sate yang disajikan seolah melibatkan emosi, kreativitas, dan kehangatan masyarakat Indonesia.Â
Dengan mempromosikan sate sebagai duta kuliner Indonesia, kita tidak hanya meningkatkan apresiasi global terhadap masakan Nusantara, tetapi juga mengundang dunia untuk mengenal Indonesia lebih dekat. Diplomasi sate sebenarnya adalah cara mempengaruhi pikiran dan hati warga negara lain lewat cita rasa dan perut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H