Kecurigaan dan dilema keamanan dapat mendorong kedua pihak terjebak dalam spiral konflik. Manuver-manuver seperti operasi militer AS untuk menegaskan freedom of navigation atau reklamasi dan militarisasi pulau buatan oleh Tiongkok meningkatkan risiko salah perhitungan yang bisa berujung pada konfrontasi terbuka.
Namun di sisi lain, Indo-Pasifik juga menyimpan peluang kerja sama. Negara-negara di kawasan pada dasarnya memiliki kepentingan bersama untuk menjaga stabilitas dan memacu pertumbuhan ekonomi.Â
Dalam kerangka ASEAN misalnya, terdapat konsensus untuk tidak memihak dalam persaingan AS-Tiongkok dan mendorong sentralitas ASEAN dalam arsitektur kawasan (Acharya, 2018). ASEAN juga mempromosikan konsep Indo-Pasifik yang inklusif dan berorientasi pada dialog, seperti tercermin dalam ASEAN Outlook on the Indo-Pacific.Â
Pendekatan inklusif ini membuka ruang akomodasi antara visi Indo-Pasifik versi AS dan BRI ala Tiongkok.
Peluang kerja sama juga terbuka dalam isu-isu non-tradisional seperti keamanan maritim, perubahan iklim, atau interkonektivitas ekonomi. Aktor-aktor negara cenderung mengedepankan kerja sama ketika mengha masalah bersama yang tidak bisa diselesaikan secara unilateral (Keohane & Nye, 1977).Â
Dalam konteks ini, inisiatif-inisiatif seperti pembentukan ASEAN-China Maritime Cooperation Fund atau jaringan infrastruktur Asia-Afrika Growth Corridor yang digagas India-Jepang dapat menjadi modalitas untuk mengelola rivalitas dan membangun kepercayaan.
Perkembangan selanjutnya dapat dilihat pada kemunculan kerja sama minilateral dalam bentuk pakta pertahanan AUKUS (antara AS, Inggris, dan Australia) dan Quadrilateral Security Dialogue (QUAD) antara AS, Jepang, India, dan Australia.Â
Pada akhirnya, arah kontestasi Indo-Pasifik akan ditentukan oleh bagaimana negara-negara di kawasan mengartikulasikan kepentingannya dan menghadapi narasi-narasi dominan dari kekuatan besar. Diperlukan pendekatan yang strategis dan berimbang untuk memitigasi potensi konflik sembari memaksimalkan peluang kerja sama.Â
Negara-negara Indo-Pasifik perlu secara aktif terlibat dalam konstruksi narasi alternatif yang inklusif, merangkul prinsip-prinsip bersama seperti penghormatan kedaulatan, non-intervensi, dan sentralitas ASEAN. Tujuan akhirnya adalah Indo-Pasifik bisa menjadi kawasan yang damai, stabil, dan sejahtera.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H