Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Menghindari Perangkap Produktivitas Palsu

7 Mei 2024   18:10 Diperbarui: 8 Mei 2024   17:19 586
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi fake productivity (sumber: shutterstock)

Di era serba cepat dan serba instan seperti saat ini, tak jarang kita terjebak dalam ilusi produktivitas. Sibuk mengerjakan tugas demi tugas, kadang bahkan sampai lupa waktu.

Namun, pada akhirnya, hasil yang kita capai terasa kurang memuaskan, tidak sebanding dengan upaya yang telah kita lakukan. Inilah yang disebut dengan fake productivity atau produktivitas palsu.

Mengapa hal ini bisa terjadi? Salah satu penyebabnya adalah kurangnya prioritas dan fokus dalam bekerja. Kita cenderung menghabiskan banyak waktu untuk mengerjakan tugas-tugas yang sebenarnya tidak terlalu penting atau mendesak.

Misalnya, mahasiswa menghabiskan waktu berjam-jam di perpustakaan atau membaca buku teks, tetapi sebenarnya hanya sedikit yang benar-benar dipahami dan diingat.

Produktivitas palsu juga terjadi pada mahasiswa yang menghabiskan waktu lama untuk membuat catatan yang rapi dan terstruktur. Namun, mahasiswa  itu tidak pernah membacanya kembali untuk belajar.

Palsunya produktivitas juga bisa terjadi pada siapa saja, termasuk dosen. Seperti seorang dosen yang membuat slide presentasi yang panjang dan detail, tetapi pada saat mengajar dosen itu hanya membacakan slide tersebut, tanpa penjelasan mendalam.

Contoh lainnya masih banyak dan bisa dibuat daftar panjang berdasarkan profesi atau pekerjaan. Akibatnya, tugas-tugas utama yang seharusnya menjadi prioritas justru terabaikan atau hanya dikerjakan secara setengah-setengah.

encrypted-tbn0.gstatic.com
encrypted-tbn0.gstatic.com
Selain itu, budaya "always on" dan kebiasaan multitasking juga dapat menghambat produktivitas sejati. Kita merasa selalu harus tersambung dengan dunia digital, memeriksa email, pesan, dan notifikasi secara terus-menerus.

Hal ini membuat kita kehilangan fokus dan konsentrasi, sehingga pekerjaan yang kita kerjakan menjadi kurang maksimal.

Jalan keluar

Untuk mengatasi kondisi ini, langkah pertama yang harus dilakukan adalah menata ulang prioritas. Kita perlu mengidentifikasi tugas-tugas yang benar-benar penting dan memberikan dampak signifikan terhadap tujuan akhir yang ingin kita capai.

Setelah itu, kita dapat menyusun jadwal kerja yang lebih terstruktur dan fokus pada tugas-tugas prioritas tersebut. Implementasinya juga mengikuti rencana yang telah dibuat agar efektif menjawab masalah dan efisien dalam sumber daya yang dikerahkan.

Langkah kedua, yaitu perlunya meningkatkan kemampuan manajemen waktu dan fokus. Batasi aktivitas multitasking dan cobalah untuk benar-benar memusatkan perhatian pada satu tugas dalam satu waktu.

Gunakan teknik seperti Pomodoro atau batasi waktu pengerjaan sebuah tugas agar kita tidak terjerumus dalam kegiatan yang kurang produktif.

Untuk meningkatkan produktivitas, kita perlu  mengukur hasil kerja kita secara objektif. Jangan hanya mengandalkan persepsi bahwa kita telah bekerja keras sepanjang hari.

Tetapkan target dan indikator keberhasilan yang jelas, sehingga kita dapat mengevaluasi apakah upaya yang kita lakukan benar-benar menghasilkan dampak yang diinginkan. Manfaat atau hasilnya sepadan atau tidak dengan terjawabnya masalah dan biaya yang dikeluarkan.

Pada akhirnya, produktivitas sejati bukan hanya soal mengerjakan banyak tugas, melainkan mengerjakan tugas-tugas yang benar-benar penting dan memberikan hasil yang optimal.

Hasil optimal seperti apa yang diharapkan tentu saja tergantung pada kita masing-masing. Seringkali pertimbangan-pertimbangan tertentu perlu dipakai untuk menetapkan hasil optimal.

Salah satu pertimbangan itu, misalnya, adalah kondisi lingkungan di sekitar. Pandemi Covid-19 menjadi kondisi penting untuk menetapkan hasil optimal yang lebih mudah dicapai ketimbang di luar masa Covid-19.

Soal prioritas, mana atau apa yang menjadi prioritas Anda saat ini? Mengerjakan banyak tugas tanpa hasil yang jelas (produktivitas palsu), atau fokus pada tugas-tugas yang menghasilkan dampak signifikan?

Secara pribadi, saya lebih memilih untuk fokus pada tugas-tugas yang berdampak besar. Meskipun jumlahnya mungkin lebih sedikit, namun hasil yang diperoleh jauh lebih memuaskan dan bermakna.

Pilihan personal ini tidak berarti pilihan multitasking itu salah atau, bahkan, berdosa. Sama sekali tidak. Tapi ini lebih pada upaya untuk melihat produktivitas yang mau dicapai itu yang palsu atau sejati.

Saya percaya bahwa menata prioritas, mengelola waktu dengan bijak, dan mengukur hasil secara objektif dapat meningkatkan produktivitas sejati dan mencapai tujuan-tujuan penting dalam hidup kita.

Jadi, jangan terjebak atau terperangkap dalam ilusi produktivitas palsu. Lebih baik fokus pada hal-hal yang benar-benar penting. Usahakan memberikan upaya terbaik untuk mencapai hasil yang optimal.

Hanya dengan cara itu, harapan merasakan kepuasan dan kebermaknaan dalam setiap pekerjaan yang kita lakukan dapat diwujudkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun