Dampak terhadap Prospek Perdamaian
Veto AS juga berdampak pada prospek perdamaian jangka panjang antara Israel dan Palestina. Dengan menolak keanggotaan penuh Palestina di PBB, AS mengirimkan sinyal bahwa mereka tidak sepenuhnya mendukung solusi dua negara (two-state solution) yang menjadi landasan bagi sebagian besar inisiatif perdamaian.Â
Sebaliknya, penolakan AS juga bedampak pada melemahkan kepercayaan Palestina terhadap proses perdamaian. Bahkan, veto AS cenderung dianggap sebagai alasan kuat untuk mendorong dan, bahkan, memobilisasi elemen-elemen yang lebih radikal untuk mengambil pendekatan konfrontatif terhadap Israel dan AS di Timur Tengah.Â
Dampak lebih jauhnya adalah bahwa veto AS dapat memperkuat persepsi ketidakseimbangan kekuatan dalam dinamika konflik Israel-Palestina. Dukungan AS yang kuat terhadap Israel, yang ditunjukkan melalui penggunaan veto, dapat mengurangi tekanan internasional terhadap Israel untuk terlibat dalam negosiasi yang substantif dengan Palestina (Mearsheimer & Walt, 2007).Â
Situasi ini dapat melanggengkan status quo dan menghambat kemajuan menuju resolusi konflik yang adil dan berkelanjutan. Veto AS itu seolah membalikkan posisi AS yang sebelumnya abstain terhadap resolusi DK PBB mengenai Israel ke Gaza. Posisi abstain AS itu tentu saja mengancam status quo tindakan kekerasan Israel selama ini.
Dampak terhadap Stabilitas Regional
Veto AS terhadap keanggotaan Palestina di PBB juga memiliki implikasi terhadap stabilitas regional di Timur Tengah. Ketidakpuasan dan frustrasi yang dirasakan oleh masyarakat Palestina dan negara-negara Arab lainnya terhadap sikap AS diyakini berpotensi meningkatkan ketegangan dan radikalisasi (Hasan, 2019).Â
Kelompok-kelompok radikal/ekstrimis dapat memanfaatkan sentimen anti-AS dan anti-Israel untuk memperkuat dukungan dan merekrut anggota baru. Kelompok-kelompok itu juga cenderung mendukung Iran yang pada saat ini sedang saling serang dengan Israel.
Lebih repotnya lagi adalah Iran dan keanggotaan Palestina di PBB ternyata mendapat dukungan dari Rusia, China, sebagian besar anggota DKÂ
Mengingat dampak negatif dari veto AS terhadap Palestina, diperlukan upaya untuk mencari solusi alternatif dalam mendorong perdamaian dan stabilitas di kawasan. Masyarakat internasional, termasuk Indonesia, dapat memainkan peran penting dalam mendukung inisiatif diplomatik dan membangun konsensus global untuk mengatasi kebuntuan dalam proses perdamaian.
Langkah-langkah konkret yang dapat diambil meliputi peningkatan dukungan untuk pengembangan kapasitas kelembagaan Palestina, fasilitasi dialog langsung antara Israel dan Palestina, serta penguatan kerja sama regional untuk mengatasi akar penyebab konflik (Hasan, 2019).Â