Peningkatan kapasitas dan profesionalisme para diplomat dan pejabat yang terlibat dalam diplomasi ekonomi juga menjadi tantangan penting bagi Indonesia. Konon, para diplomasi mampu mengubah mindset bahwa fokus diplomasi tidak semata berkaitan dengan politik, namun juga isu-isu ekonomi.
Selain itu, teori interdependensi kompleks juga menyoroti peluang bagi Indonesia untuk memperkuat diplomasi ekonominya. Dengan saling ketergantungan yang tinggi antara aktor-aktor negara dan non-negara di era globalisasi, Indonesia dapat memanfaatkan kerja sama ekonomi dan institusi internasional untuk mencapai kepentingan nasionalnya.Â
Indonesia juga dapat mengoptimalkan perannya sebagai kekuatan ekonomi yang sedang bangkit dan jembatan antara negara maju dan berkembang.
Hingga tahun terakhir pemerintahannya, Jokowi tampaknya telah memanfaatkan instrumen ekonomi secara efektif untuk mencapai tujuan politik dan ekonominya. Dengan memprioritaskan diplomasi ekonomi dan memanfaatkan momen, seperti presidensi G20 pada 2022 dan ketua ASEANpada 2023, Indonesia telah mencapai berbagai keberhasilan dalam kerja sama ekonomi dan investasi.Â
Meskipun masih menghadapi tantangan kongkrit, teori interdependensi kompleks juga menyoroti peluang bagi Indonesia untuk terus memperkuat diplomasi ekonominya melalui kerja sama dan pemanfaatan institusi internasional.Â
Dengan pendekatan yang strategis dan adaptif, Indonesia dapat mengatasi berbagai masalah dan tantangan. Selanjutnya, Indonesia diharapkan dapat memperkuat perannya sebagai pemain kunci dalam lanskap ekonomi global yang semakin saling terkoneksi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H