Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Arti Strategis Kunjungan Prabowo ke China bagi Keamanan di Kawasan Indo-Pasifik

31 Maret 2024   22:24 Diperbarui: 1 April 2024   07:51 830
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prabowo Subianto dan Xi Jinping. (Sumber : VIVA)

Indonesia harus bermanuver dengan cerdik di antara persaingan kekuatan besar, sambil tetap mempertahankan komitmen pada prinsip-prinsip, seperti kebebasan navigasi dan penghormatan terhadap hukum internasional.

Prabowo Subianto dan Xi Jinping. (Sumber : VIVA)
Prabowo Subianto dan Xi Jinping. (Sumber : VIVA)

Kedua, kunjungan ini memberikan kesempatan bagi Indonesia dan China untuk membahas isu-isu keamanan yang sensitif di kawasan Indo-Pasifik. Meskipun tidak disebutkan secara eksplisit, kemungkinan besar Laut China Selatan akan menjadi salah satu topik utama dalam pembicaraan antara Prabowo dan Presiden Xi Jinping.

Indonesia memiliki kepentingan langsung dalam menjaga keamanan dan kebebasan navigasi di perairan tersebut. Sementara itu, China terus memperluas klaimnya yang bersinggungan dengan negara-negara ASEAN.

Menurut Ian Storey (2023), seorang pakar dari ISEAS-Yusof Ishak Institute di Singapura, kunjungan ini dapat menjadi platform bagi Indonesia untuk menyampaikan keprihatinan atas aktivitas militer China di Laut China Selatan yang semakin agresif. Akan menarik seandainya Presiden terpilih Prabowo bisa meminta komitmen China berkontribusi pada stabilitas keamanan kawasan.

Kenyataan bahwa sebagian besar negara di Asia memjalin kerjasama ekonomi dengan China memang tidak bisa dipungkiri. Namun, kenyataan lainnya adalah bahwa kerja sama ekonomi itu tidak memberikan insentif, berupa jaminan keamanan, dari China ke negara-negara itu.

Lebih lanjut, Indonesia dapat berperan sebagai jembatan penghubung antara China dan negara-negara ASEAN lainnya dalam mencari solusi damai dan mengurangi ketegangan di Laut China Selatan. Jakarta dapat meneruskan inisiatif dialog dan membangun kepercayaan antara pihak-pihak yang bersengketa.

Sebagai kekuatan menengah (middle power), Indonesia dapat mempromosikan penyelesaian sengketa secara damai sesuai dengan hukum internasional. Demikian pula sebagai non-claimant state dalam konflik di Laut China Selatan, Indonesia berpotensi menjadi mediator yang kredibel dalam sengketa tersebut.

Ketiga, kunjungan ini dapat memperkuat peran Indonesia sebagai kekuatan maritim yang berpengaruh di kawasan Indo-Pasifik. Dengan wilayah laut yang luas dan letak strategis di antara Samudra Hindia dan Pasifik, Indonesia memiliki kepentingan besar dalam memelihara keamanan maritim dan jalur pelayaran internasional di kawasan tersebut.

Indonesia perlu memanfaatkan posisinya sebagai negara maritim di Indo-Pasifik untuk memproyeksikan pengaruh dan mempromosikan agenda keamanan maritim regionalnya. 

Melalui dialog dengan China, Indonesia dapat memperkuat kerja sama dalam menangani ancaman keamanan maritim seperti aktivitas militer yang meningkat, perompakan, pencurian ikan, dan pencemaran laut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun