Pada 2024, Vladimir Putin kembali menang dalam pemilihan presiden (pilpres) Rusia, sebuah peristiwa yang menandakan kelanjutan dari salah satu rezim politik paling berpengaruh di abad ke-21 ini.
Dalam pilpres 2024, Putin berhasil meraih kemenangan telak untuk periode kepemimpinannya yang keenam.Â
Kemenangan ini membuktikan bahwa institusi politik Rusia masih didominasi oleh otoritarianisme yang kental, meskipun ada upaya-upaya untuk membangun institusi yang lebih demokratis.
Kemenangan ini, meskipun diperkirakan oleh banyak pihak, tetap menarik perhatian para ahli hubungan internasional.Â
Melalui lensa institusionalisme, kita dapat memperoleh wawasan signifikan tentang bagaimana struktur internal dan lembaga-lembaga Rusia telah memperkuat Putin tidak hanya di dalam negeri tetapi juga dalam kebijakan luar negerinya.Â
Institusionalisme merupakan salah satu pendekatan utama dalam studi Hubungan Internasional.
Menurut Robert O. Keohane (1988), institusi dapat didefinisikan sebagai seperangkat aturan (formal maupun informal) yang memandu perilaku; mereka dapat memberikan wewenang dan memberikan sanksi kepada para aktor.Â
Institusi dapat berupa organisasi formal seperti pemerintahan, parlemen, atau militer, ataupun norma-norma dan nilai-nilai yang mengatur perilaku masyarakat.
Dengan cara berpikir itu, institusionalisme membantu menganalisis bagaimana Putin menggunakan lembaga-lembaga negara (domestik) dan internasional untuk mempertahankan kekuasaannya dan memajukan agenda Rusia di kancah global.