Perang Rusia-Ukraina ternyata telah berlangsung selama 2 tahun lebih. Potensi perang menjadi berkepanjangan (protracted) semakin besar mengingat gagalnya upaya-upaya perdamaian hingga saat ini.
Invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari 2022 telah menimbulkan guncangan besar bagi tatanan dunia pasca-Perang Dingin. Konflik yang dipicu oleh ambisi Vladimir Putin untuk menguasai kembali wilayah bekas Soviet ini telah berubah menjadi perang besar yang dampaknya terasa hingga ke seantero dunia.Â
Invasi Rusia ke Ukraina mungkin akan menjadi titik balik dalam sejarah hubungan internasional modern. Ini adalah tamparan telak bagi mereka yang mempercayai perkembangan demokrasi liberal dan tatanan dunia berbasis aturan.
Perang Ukraina telah secara dramatis meningkatkan ketegangan antara Rusia dan Barat. Dunia kini secara efektif terbagi menjadi dua kubu yang saling bersaing.
Dampak
Salah satu konsekuensi paling signifikan dari perang ini adalah memperkuat polarisasi global antara negara-negara demokrasi Barat dan otoritarianisme Rusia-Tiongkok. NATO dan Uni Eropa kompak mengecam tindakan Rusia, sementara Tiongkok enggan mengutuk invasi tersebut.Â
Bagi pakar Hubungan Internasional, John Mearsheimer, "perang ini adalah hasil dari provokasi Barat dan perluasan NATO ke Eropa Timur." Akibatnya, dunia kini semakin terbelah menjadi dua kubu yang saling bersaing, walau tidak sama persis seperti di masa Perang Dingin.
Hal ini tentu akan mempersulit kerja sama internasional mengingat kepentingan kedua kubu yang berseberangan. Masalah-masalah global seperti pandemi, perubahan iklim, dan isu lainnya akan semakin sulit diselesaikan karena negara-negara besar lebih fokus pada persaingan geopolitik ketimbang bekerja sama.Â
Selain memperdalam polarisasi global, perang ini juga menimbulkan keraguan mendalam tentang komitmen negara-negara besar terhadap tatanan dunia berbasis aturan dan norma-norma internasional (rule-based global order). Tindakan sepihak Rusia yang melanggar kedaulatan Ukraina dipandang telah merusak prinsip dasar hubungan internasional modern.
Apabila negara-negara besar dapat dengan mudah menginvasi tetangganya tanpa konsekuensi berarti. Kenyataan pahit itu mau tidak mau menyoal relevansi dari aturan main dan institusi global, seperti PBB.Â