Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Tantangan Kebijakan Luar Negeri Indonesia bagi Pemerintahan Baru

25 Februari 2024   19:53 Diperbarui: 26 Februari 2024   18:14 837
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tantangan

Pemerintahan baru Indonesia paska-Presiden Jokowi tampaknya masih menghadapi beberapa tantangan sama. Pertama adalah perdebatan mengenai value atau interest dalam memandu diplomasi Indonesia masih menjadi tantangan tersendiri. Upaya-upaya merumuskan itu memang sudah ada, walaupun bersifat sektoral dan parsial.

Tantangan lainnya adalah bagaimana mempertahankan keterlibatan aktif Indonesia dalam kerja sama ekonomi global dan regional. Pada saat yang sama, Indonesia tetap konsisten dengan prinsip-prinsip dasar politik luar negeri bebas dan aktif yang berlandaskan kemerdekaan dan non-blok. 

Di samping itu, diplomasi Indonesia pada 2024-2029 juga berpeluang mengambil sikap yang lebih tegas dan frontal terhadap isu-isu sensitif seperti Papua dan Uighur. Karakter diplomasi itu sejalan dengan gaya kepemimpinan Prabowo ---walau menang pemilihan presiden 2024 masih dalam hitung cepat (quick count) yang dikenal keras dan assertif. 

Gaya kepemimpinan Prabowo seperti itu dapat dilihat pada kemampuan berbahasa asing (Inggris), pengetahuan mengenai seharah dunia, dan pengalaman tinggal di luar negeri. Kemampuan, pengetahuan, dan pengalaman itu memudahkan Prabowo menyampaikan pendapat secara lugas, tegas, dan terus-terang. 

Kecenderungan Prabowo seperti itu dapat dilihat pada pidato capres di Center for Strategic and International Studies (CSIS) Jakarta pada pertengahan November 2023. Ketika menjawab pertanyaan dari seorang Duta Besar, cara dan substansi Prabowo menjawab pertanyaan itu tampak menunjukkan komitmennya pada kepentingan nasional berlandaskan KLN bebas dan aktif.

Dengan kondisi tersebut, pemerintahan baru diperkirakan dapat terus memainkan peran konstruktif dan menjaga independensinya di kancah regional Indo-Pasifik maupun internasional. Meskipun gaya kepemimpinan berbeda, diplomasi bebas aktif tetap dijalankan secara berkesinambungan berlandaskan KLN bebas dan aktif demi kepentingan nasional Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun