Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Hilirisasi Nikel di Tengah Pusaran Sistem Ekonomi Liberal

26 Januari 2024   13:27 Diperbarui: 31 Januari 2024   08:03 572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana

Bagi pemerintahan Jokowi, sektor itu harus bernilai tambah tinggi dan dikuasai pemain dalam negeri. Dengan cara itu, surplus ekonomi yang dihasilkan diharapkan bisa dinikmati secara adil dan merata oleh seluruh rakyat Indonesia.

Melawan ekonomi liberal
Namun menariknya, berbagai kebijakan progresif terkait program hilirisasi nikel ini pada dasarnya justru bertentangan dengan sistem ekonomi liberal yang selama ini dianut Indonesia. 

Ini menunjukkan adanya political will yang kuat dari pemerintahan Jokowi untuk mengedepankan nasionalisme ekonomi, melalui penguatan industri dalam negeri yang mandiri dan berdaya saing global.

Sejumlah kebijakan seperti pelarangan ekspor bijih nikel mentah, penerapan vaksinasi produk turunan lokal, hingga pemberian insentif khusus yang diskriminatif terhadap investor asing merupakan bentuk kerangka non-liberal yang kontradiktif. 

Kebijakan semacam itu memang diperlukan untuk melindungi dan mempercepat proses tumbuh kembang industri hilir nikel dalam negeri yang masih relatif prematur.

Beberapa Contoh

Ada negara-negara di Asia yang pernah sukses menerapkan kebijakan hilirisasi sumber daya alam, termasuk nikel.

1. China, misalnya, membuat kebijakan-kebijakan agresif dalam hilirisasi terhadap semua sumber daya mineral penting. Untuk nikel, mereka kini menguasai rantai pasok baterai kendaraan listrik terbesar di dunia melalui perusahaan, seperti BYD.

2. Jepang juga telah sukses mengembangkan industri baja, mobil, dan sepeda motor berkat melakukan hilirisasi bijih besi dan nikel sejak dekade 1950-1960an. Sampai sekarang mereka adalah produsen baja, mobil, dan motor terkemuka di Asia.

3. Korea Selatan menjadi contoh lain dari yang mampu menjadi raksasa produsen chip, baterai, hingga kendaraan listrik. Capaian itu diperoleh setelah melakukan hilirisasi terhadap bahan galian semi-konduktor, dan logam nikel.

Ketiga negara itu menunjukkan kelebihan kebijakan hilirisasi, antara lain adalah meningkatkan nilai tambah komoditas SDA, menciptakan lapangan kerja, dan mengurangi ketergantungan impor produk turunan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun