Kedua, pembangunan berkelanjutan menjembatani persoalan ketahanan pangan dan reforma agraria. Para cawapres dapat mengusung rencana peningkatan produktivitas dan akses petani ke pasar secara berkelanjutan.Â
Selain itu, cawapres dapat menjalankan perlindungan hak atas tanah bagi petani dan masyarakat adat demi menjamin kepastian agraria. Masalah ini diprediksi menjadi isu panas dalam debat cawapres nanti malam mengingat kecenderungan petani dan masyarakat adat diabaikan dalam pembangunan ekonomi dan manusia.
Ketiga, pembangunan berkelanjutan terkait erat dengan peran masyarakat adat dan desa dalam pelestarian lingkungan hidup dan sumber daya alam. Melalui faktor ini, cawapres memberikan pengakuan dan perlindungan atas hak adat masyarakat lokal.Â
Cawapres perlu menegaskan peran atau partisipasi kongkrit masyarakat adat dan desa melalui berbagai program pembangunan desa, misalnya melalui dana desa. Komitmen ini diperlukan agar kearifan dan praktik lestari mereka tetap terjaga dari generasi ke generasi demi kelestarian ekosistem Indonesia.
Masalah dan Tantangan
Beberapa masalah dan tantangan terkait pembangunan berkelanjutan di Indonesia yang masih dihadapi hingga kini dan perlu menjadi perhatian capres dan cawapres 2024 antara lain:
1. Deforestasi dan degradasi hutan yang masih tinggi. Tantangan ke depan adalah mengurangi laju deforestasi dan mengembalikan tutupan hutan melalui program reboisasi dan rehabilitasi daerah aliran sungai (DAS) yang efektif.
2. Pencemaran lingkungan akibat limbah industri dan rumah tangga. Ketiga cawapres dihadapkan pada tantangan, yaitu penegakan standar emisi dan pengelolaan limbah industri yang lebih ketat, serta pengembangan infrastruktur pengolahan air limbah. Â
3. Alih fungsi lahan pertanian subur untuk perumahan dan industri. Indonesia diperkirakan kehilangan ribuan hektar sawah subur setiap tahunnya. Tantangannya adalah penetapan moratorium alih fungsi lahan pertanian pangan berkelanjutan dan penegakan aturan tata ruang untuk melindungi lahan produktif.
4. Minimnya porsi energi terbarukan dalam bauran energi nasional. Para cawapres diharapkan mampu menjawab tantangan mengenai percepatan pembangunan dan adopsi teknologi energi terbarukan, seperti tenaga surya, angin, panas bumi, dan bioenergi melalui skema kerja sama pemerintah dan swasta.Â
5. Masih lemahnya perlindungan masyarakat adat dan hak ulayatnya atas tanah dan sumber daya alam. Banyak konflik agraria dan lingkungan akibat pelanggaran wilayah adat. Masalah ini menciptakan tantangan dalam percepatan pengakuan hak masyarakat adat dan perlindungan wilayah adat dalam skema tata kelola hutan berbasis masyarakat.
Itulah beberapa contoh persoalan dan tantangan pembangunan berkelanjutan yang patut menjadi perhatian para calon presiden (capres) dan cawapres dalam visi misi pemerintahan ke depannya agar Indonesia dapat mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan.Â