ASEAN mendapat kritik tajam dalam ketidakmampuannya memformulasikan posisi bersama menyikapi isu sensitif seperti kudeta Myanmar dan krisis kemanusiaan Rohingya. Lebih jauh, kenyataan itu dinilai telah memperlemah relevansi dan legitimasi organisasi ini di mata publik dunia.
Ke depannya, ASEAN memerlukan inovasi pendekatan yang lebih fleksibel, progresif dan people-centered. Tujuannya adalah untuk menjawab semakin kompleksnya dinamika global dan tantangan hubungan internasional pada abad 21.Â
Melalui pendekatan itu, ASEAN diharapkan tetap relevan sebagai pusat kerjasama kawasan Asia Tenggara. Dengan demikian, keberadaan ASEAN turut memperkuat bargaining position kolektif negara-negara Asia Tenggara dalam hubungan internasional global dewasa ini.
Pemahaman atas sejarah panjang yang dilalui bersama dapat menjadi bahan refleksi bagi negara-negara Asia Tenggara untuk memperkuat sinergi, solidaritas dan rasa saling percaya satu sama lain demi masa depan kawasan yang lebih optimis ke depannya.Â
Hingga kini, ASEAN merupakan satu-satunya organisasi antar-pemerintah di kawasan Asia Tenggara. Oleh karena itu, negara-negara di kawasan itu sudah sepatutnya memanfaatkan ASEAN untuk merespon dinamika hubungan internasional pada saat ini.
###
Catatan ini menjadi bacaan awal bagi mahasiswa sebelum mengikuti kuliah. Dengan persiapan ini, mahasiswa diharapkan memiliki pengetahuan dasar dalam kegiatan diskusi di kelas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H