Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Indonesia dan Geopolitik Uang Digital

16 Januari 2024   13:17 Diperbarui: 24 Januari 2024   00:00 671
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan kata lain, persaingan geopolitik dan perebutan standarisasi teknologi CBDC oleh negara adidaya seperti China dan AS turut mendorong BI untuk segera menyiapkan Rupiah Digital. Ini menjadi keniscayaan agar Indonesia tidak tertinggal dan tetap memiliki kedaulatan moneter di dunia digital masa depan.

Keseimbangan Geopolitik 

Dengan perkembangan di atas, kita bisa melihat posisi geopolitik Indonesia dalam pengembangan uang digital. Indonesia termasuk ke dalam kelompok emerging countries dengan populasi dan potensi pasar digital yang besar.

Dorongan pengembangan mata uang digital di Indonesia lebih disebabkan oleh kebutuhan domestik. Hal ini mengingat potensi pertumbuhan ekonomi digital yang masih terbuka lebar di tanah air.

Kepentingan itu sangat berbeda dengan China dan AS yang pengembangan mata uang digitalnya lebih didorong faktor geopolitik dan ambisi memperkuat pengaruh global.

Meski demikian, Indonesia tetap perlu menjaga keseimbangan moneter nasionalnya. Upaya itu sangat diperlukan di tengah kecenderungan China yang gencar mengekspor standar CBDC-nya ke berbagai negara, termasuk Indonesia.

Jika tidak berhati-hati, Indonesia bisa terjebak dalam jebakan utang teknologi dan standarisasi oleh negara adikuasa. Salah satu cara mengatasi kecenderungan itu adalah Indonesia perlu bekerja sama dengan negara berkembang.

Tujuannya menjajaki kerja sama multipihak, misalnya di bawah bendera G20. Dengan kerja sama itu mereka dapat menjaga agar pengembangan mata uang digital tidak didominasi negara-negara maju semata.

Posisi geopolitik Indonesia memang belum sekuat China atau AS dalam uang digital. Namun demikian, upaya-upaya diplomatik dan kerja sama dengan pihak lain memungkinkan Indonesia dapat menjaga kepentingan nasionalnya dalam persaingan uang digital global ke depan.

Pada akhirnya, negara yang mata uang digitalnya paling banyak diadopsi global akan mendapatkan keuntungan geoekonomi, berupa data finansial warga negara dari negara lain. Keuntungan lainnya adalah pengaruh standar dan kebijakan, serta peningkatan permintaan terhadap mata uang digitalnya.

Pemerintah Indonesia melalui Bank Indonesia harus berhati-hati dalam menjalankan kebijakan uang digital. Persaingan uang digital bank sentral ini pada dasarnya merupakan model baru perebutan pengaruh antar-adidaya ekonomi dunia.

Siapa pun yang memenangi lomba CBDC dapat dianggap mampu memperluas kekuatan geopolitiknya di pentas global.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun