Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Urgensi Hubungan Internasional di Asia Tenggara: Konflik dan Kerjasama

15 Januari 2024   14:33 Diperbarui: 15 Januari 2024   14:53 434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mahasiswa libur semester, apakah dosen libur juga? Ternyata, tidak libur. Sejak libur Natal 2023 dan Tahun Baru 2024, kegiatan perkuliahan praktis sudah tidak ada, tetapi kampus tetap buka alias menjalankan aktivitas lainnya.

Keseharian di kampus diisi dengan kegiatan memberi nilai perkuliahan semester ganjil 2023-2024, persiapan dokumen administrasi untuk LKD/BKD, dan persiapan materi kuliah di semester genap. Situasi ini akan berlangsung hingga akhir Januari ini.

Kegiatan terakhir itu menjadi sangat penting. Walau matakuliah pada umumnya ditawarkan setiap tahun, namun materi kuliah harus diusahakan mengikuti perkembangan realitas di sekitar kita, termasuk sumber-sumber pustakanya.

Tulisan ini merupakan sebuah catatan kuliah sederhana, tanpa referensi dari paper akademik atau buku-buku. Catatan ini menjadi salah satu bagian dari kegiatan persiapan materi kuliah di semester mendatang di matakuliah Hubungan Internasional di Asia Tenggara. 

###

Asia Tenggara merupakan kawasan yang sangat penting dalam hubungan internasional kontemporer. Negara-negara di kawasan ini memainkan peran sentral dalam kerjasama regional maupun konflik-konflik global. 

Secara geopolitik, Asia Tenggara berada di posisi strategis di antara dua kekuatan besar dunia, yaitu Tiongkok dan India. Letaknya yang berada di antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik menjadikan Asia Tenggara sebagai jalur perdagangan dan transportasi yang vital bagi perdagangan global.

Konflik dan Kerjasama
Sejarah Asia Tenggara ditandai dengan banyak konflik dan perebutan pengaruh antar negara. Pada abad ke-16 hingga 19, banyak wilayah di Asia Tenggara yang dijajah oleh kekuatan kolonial Eropa seperti Inggris, Belanda, dan Spanyol. 

Penjajahan ini meninggalkan dampak mendalam terhadap pola konflik dan kerjasama di kawasan ini. Selama perang dingin misalnya, sebagian besar negara Asia Tenggara menjadi locus bagi persaingan dan proxy war antara Amerika Serikat dan Uni Soviet.

Di era kontemporer, Asia Tenggara menghadapi tantangan baru dalam konflik dan kerjasama regional. Di satu sisi, pertumbuhan ekonomi yang pesat di negara-negara seperti Singapura, Malaysia, Thailand, dan Indonesia telah meningkatkan saling ketergantungan ekonomi dan mendorong kerjasama regional yang lebih erat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun