Beberapa Kritik
Meskipun memiliki prestasi yang signifikan, kepemimpinan Indonesia di ASEAN juga menghadapi kritik. Salah satu kritik yang sering muncul adalah bahwa Indonesia terkadang cenderung lebih fokus pada isu-isu domestik daripada isu-isu regional.
Selain itu, ada juga kritik terhadap upaya penyelesaian konflik di ASEAN yang masih belum mencapai hasil yang memuaskan. Misalnya, masalah perbatasan di Laut Cina Selatan.Â
Sejak 2011, Indonesia sudah berinisiatif menyelesaikan konflik teritori itu secara regional melalui Code of Conduct (CoC), namun pihak China lebih menginginkan penyelesaian secara bilateral dengan Vietnam, Filipina, Brunei, dan Malaysia. Hingga kini, kerjasama antara ASEAN-China tetap berlangsung baik, namun tidak mampu mendorong penyelesaian konflik di LCS.
Kepemimpinan Indonesia juga diuji oleh krisis politik di Myanmar. Tantangan ini belum sepenuhnya teratasi oleh Indonesia dan ASEAN secara keseluruhan. Beberapa negara berusaha secara bilateral menyelesaikan dengan pemerintahan militer Myanmar.Â
Sayangnya, upaya-upaya bilateral itu dipandang tidak sesuai dengan kesepakatan ASEAN, yaitu 5 poin konsensus. Akibatnya, krisis itu masih belum terselesaikan hingga sekarang.
Kritik lain juga muncul berkaitan dengan kepemimpinan Indonesia mendorong ASEAN sebagai aktor utama di kawasan Asia Tenggara, tanpa terjebak pada kepentingan AS atau China. Kenyataan bahwa kepentingan nasional dari beberapa negara anggota ASEAN lebih memilih memihak kepada AS atau China telah mempengaruhi kepemimpinan Indonesia meningkatkan sentralitas ASEAN.
Beberapa persoalan itu berpotensi mengurangi efektivitas dan pengaruh Indonesia dalam diplomasi regional ASEAN.
Tantangan bagi Tiga Capres 2024
Tantangan-tantangan yang dihadapi oleh Indonesia dalam kepemimpinan di ASEAN diprediksi menjadi fokus penting bagi tiga calon presiden Indonesia pada 2024. Capres Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo harus memiliki visi yang kuat dan strategi yang jelas untuk memperkuat posisi Indonesia di ASEAN. Dengan cara itu, Indonesia dapat meningkatkan kontribusinya dalam mempengaruhi kebijakan regional.