Politik luar negeri bebas dan aktif telah menjadi prinsip dasar bagi politik luar negeri Indonesia. Dasar prinsip ini adalah semangat anti-kolonialisme, anti-imperialisme, dan perdamaian dunia. Indonesia berkomitmen untuk mendukung kemerdekaan dan kedaulatan semua bangsa, termasuk Palestina. Dukungan Indonesia terhadap Palestina telah berlangsung sejak lama. Pada tahun 1947, Indonesia menjadi salah satu negara yang mendukung Resolusi 181 Dewan Keamanan PBB yang membagi Palestina menjadi dua negara.Â
Indonesia memiliki sejarah panjang dalam mendukung perjuangan rakyat Palestina. Sejak awal kemerdekaannya, Indonesia telah secara konsisten mengutuk pendudukan Israel atas Palestina dan menyerukan diakhirinya konflik tersebut. Pada  Konferensi Asia Afrika di Bandung, pemerintah Indonesia mengundang Mufti Besar Palestina, walau pada saat itu Palestina belum menjadi negara merdeka.
Salah satu pernyataan penting Presiden Sukarno adalah "Selama kemerdekaan bangsa Palestina belum diserahkan kepada orang-orang Palestina, maka selama itulah bangsa Indonesia berdiri menantang penjajahan Israel." Dukungan Bung Karno terhadap Palestina itu ditunjukkan saat mulai menggagas Konferensi Asia Afrika (KAA) pada 1953 (Sumber).
Di sisi lain, Bung Karno secara tegas tidak mengundang Israel. Bahkan, beberapa kali surat resmi dari Israel untuk membuka perwakilan diplomatik di Indonesia tak pernah ditanggapi Bung Karno. Jejak dukungan itu menegaskan perjuangan panjang Indonesia membela Palestina.
Sejarah diplomasi itu secara konsisten dipegang pemerintah Indonesia hingga saat ini. Dukungan itu sempat tercoreng akibat godaan kontroversial untuk menerima kedatangan tim Israel usia 20 demi menjadi tuan rumah Piala Dunia.
Melihat kegigihan Indonesia membela Palestina, ada beberapa faktor penting yang sebenarnya menjadi penyebabnya. Pertama, Indonesia memiliki kesamaan sejarah dengan Palestina. Kedua negara sama-sama pernah dijajah dan berjuang untuk meraih kemerdekaannya.
Kedua, Indonesia memiliki hubungan yang kuat dengan dunia Arab dan Islam. Dukungan terhadap Palestina dipandang sebagai bentuk solidaritas dengan saudara seiman. Ketiga, Indonesia percaya bahwa perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah hanya dapat dicapai melalui solusi dua negara, yaitu dengan berdirinya negara Palestina yang merdeka dan berdaulat.
Dari sudut pandang sejarah pula, diplomasi Indonesia membela Palestina telah dilakukan melalui banyak jalur. Pertama, forum internasional. Indonesia secara aktif menggalang dukungan internasional untuk Palestina di forum-forum seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), dan Gerakan Non-Blok.
Akhir-akhir ini, pemerintah melalui Menteri Luar Negeri Retno Marsudi sangat aktif memperjuangkan pembelaan Indonesia kepada Palestina. Diplomasi itu secara kongkrit tampak di forum-forum pertemuan, misalnya Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), BRICS di Beijing, OKI, dan forum lainnya.
Jalur kedua adalah melalui bantuan kemanusiaan. Prinsip kemanusiaan menjadi landasan penting bagi dukungan Indonesia kepada Palestina. Indonesia secara rutin memberikan bantuan kemanusiaan kepada rakyat Palestina. Bantuan tersebut meliputi makanan, obat-obatan, dan perlengkapan lainnya.