Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Makna Penting dari Kunjungan Jokowi ke China

30 Juli 2023   15:12 Diperbarui: 31 Juli 2023   08:01 754
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Joko Widodo dan Presiden Republik Rakyat Tiongkok (RRT) Xi Jinping di Hotel Apurva Kempinski Bali, pada Rabu, 16 November 2022. (Foto: BPMI Setpres/Kris)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) berkunjung ke China pada 27-28 Juli 2023 dalam rangka memenuhi undangan Presiden Xi Jinping. Arti strategis dari kunjungan itu adalah penegasan terhadap kesinambungan kemitraan strategis komprehensif Indonesia-China yang telah berjalan 10 tahun ini.

Dalam beberapa tahun terakhir ini, China menjadi mitra dagang terbesar bagi Indonesia. Hingga 2022, nilai perdagangan bilateral mencapai lebih dari 133 miliar US Dollar. Yang menarik adalah makin seimbangnya neraca perdagangan kedua negara. Bahkan, Indonesia mulai memperoleh surplus di 2023 ini.

Ada beberapa alasan utama Jokowi berkunjung ke China. Pertama, untuk meningkatkan kerja sama ekonomi dan perdagangan kedua negara. Sebagai mitra dagang terbesar Indonesia, kedua negara memiliki potensi lebih luas untuk meningkatkan kerja sama di berbagai bidang, seperti investasi, pariwisata, dan teknologi.

Kedua, untuk membahas isu-isu regional dan global yang menjadi kepentingan bersama kedua negara. China dan Indonesia adalah anggota penting APEC, ASEAN, RCEP, dan PBB. 

Kedua negara memiliki kepentingan untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan Asia-Pasifik, serta untuk mengatasi berbagai tantangan global, seperti perubahan iklim dan pandemi Covid-19.

Ketiga, memperkuat hubungan bilateral antara Indonesia dan China. China adalah negara besar dengan kekuatan ekonomi dan militer yang besar. Indonesia adalah negara dengan populasi terbesar di ASEAN dan memiliki posisi strategis di kawasan Asia-Pasifik. Kedua negara memiliki kepentingan untuk memperkuat hubungan bilateral untuk kepentingan bersama.

Kunjungan Jokowi ke China disambut hangat oleh pemerintah China. Presiden Xi Jinping menyatakan bahwa China siap untuk meningkatkan kerja sama dengan Indonesia di berbagai bidang. 

Kunjungan ini diharapkan akan menjadi momentum untuk meningkatkan hubungan bilateral antara Indonesia dan China dan untuk membawa manfaat bagi kedua negara.

Presiden Joko Widodo dan Presiden Republik Rakyat Tiongkok (RRT) Xi Jinping di Hotel Apurva Kempinski Bali, pada Rabu, 16 November 2022. (Foto: BPMI Setpres/Kris)
Presiden Joko Widodo dan Presiden Republik Rakyat Tiongkok (RRT) Xi Jinping di Hotel Apurva Kempinski Bali, pada Rabu, 16 November 2022. (Foto: BPMI Setpres/Kris)

Konteks persaingan global
Kunjungan tersebut memiliki makna penting dalam konteks persaingan kepentingan antara Amerika Serikat (AS), China, dan Rusia di Asia Tenggara. 

Pertama, kunjungan ini menunjukkan bahwa Indonesia tetap berkomitmen untuk menjaga hubungan bilateral yang baik dengan China. 

Sebagai negara besar dengan populasi terbanyak di ASEAN, Indonesia memiliki posisi strategis di kawasan Indo-Pasifik dan tidak ingin terjebak dalam persaingan kepentingan global-regional negara-negara besar.

Pandemi Covid-19 dan perang Rusia-Ukraina telah memberikan pelajaran berharga bagi Indonesia. Indonesia tidak secara tegas menunjukkan sikap pemihakan penuh kepada AS atau China pada masa pemerintahan Jokowi.

Sikap ini sangat berbeda dengan pada masa pemerintahan Presiden Sukarno yang berpihak ke Uni Soviet dan/atau China. Sementara itu, pemerintahan Orde Baru lebih berorientasi kepada AS.

Sikap netral dan tidak terjebak pada kepentingan global memang lebih menonjol pada masa pemerintahan Jokowi. Pendekatan kepada China dalam persoalan vaksin Covid-19 dan pendekatan kepada AS dalam tata kelola keamanan regional di Indo-Pasifik, termasuk pada konflik klaim di Laut China Selatan.

Kebijakan luar negeri pemerintahan Jokowi lebih menjalankan strategi hedging ekonomi dengan China dan hedging keamanan/pertahanan dengan AS. Tanpa harus berpihak, namun tetap bisa memanfaatkan hubungan bilateral dengan AS dan dengan China tampaknya telah memberikan hasil strategis bagi Indonesia.

Pertemuan Jokowi dan Xi Jinping membahas isu regional dan global antara lain terkait dengan Indo-Pasifik. Jokowi menegaskan komitmen semua negara untuk menjaga perdamaian stabilitas dan kemakmuran kawasan. Bagi Indonesia, rivalitas antara major powers harus dikelola agar tidak menimbulkan konflik yang merugikan kawasan.

Sikap Indonesia untuk tidak memihak dalam persaingan antara Amerika Serikat (AS) dan China juga muncul pada pernyataan Jokowi ketika bertemu Presiden Xi Jinping di Beijing. 

Jokowi menyatakan bahwa Indonesia ingin tetap menjadi negara netral dan ingin menjaga hubungan yang baik dengan kedua negara. Indonesia tidak ingin terjebak dalam persaingan antara AS dan China, termasuk konsekuensi dari kepentingan AS dalam perang Rusia-Ukraina.

Keketuaan ASEAN
Kunjungan Jokowi ke China juga dapat dilihat sebagai upaya Indonesia untuk meningkatkan peranannya di kawasan Asia Tenggara. Indonesia ingin menjadi negara yang dapat menjadi teladan bagi negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara dalam menjaga perdamaian dan stabilitas.

Kunjungan itu juga tidak dapat dilepaskan dari posisi Indonesia sebagai Ketua ASEAN di 2023. Jokowi secara langsung mengapresiasi dukungan Tiongkok untuk keketuaan Indonesia di ASEAN dan sentralitas ASEAN. 

Dukungan itu berpengaruh positif bagi arsitektur regional yang inklusif untuk menjaga kawasan Indo-Pasifik agar tetap damai, stabil, dan sejahtera

Kunjungan Jokowi ke China juga diharapkan dapat membantu untuk mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi oleh kawasan Asia Tenggara. Tantangan itu antara lain isu perubahan iklim, pandemi Covid-19, dan terorisme. 

Kerja sama Indonesia-China di berbagai bidang diharapkan dapat membantu untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut dan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kawasan Asia Tenggara.

Kunjungan ini diharapkan dapat memperkuat kerja sama antara Indonesia dan China di berbagai bidang, serta untuk membantu untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan Asia Tenggara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun