Kenangan ketiga adalah kesamaan fokus pada satu tema, yaitu menyambut tahun baru 2023. Orang tua, muda, dan anak-anak tumplek blek mengelilingi Tugu Yogyakarta. Mereka tampak  tersenyum senang. Wajah mereka secerah tengah malam 31 Desember 2022.Â
Kalaupun ada yang tampak menahan haus dan lapar, di sekitar Tugu tetap menyediakan tempat berjualan bagi para pedagang. Tenda atau warung angkringan, gerobag kopi, dan penjual makanan berkeliling memprovokasi perut-perut yang kosong menunggu pergantian tahun.
Beberapa orang mencari posisi strategis agar dapat melihat kembang api yang bakal disulut di detik-detik menjelang pergantian tahun dari 2022-2023. Tidak ada informasi yang pasti tentang bagaimana bentuk kembang api, seberapa besar, banyak dan lamanya.
Beberapa orang lain berdesakan agar bisa mengambil foto sendirian atau barengan temannya dengan latar belakang Tugu. Ada yang berfoto dengan pose apa adanya. Ada juga yang kreatif seperti sedang bersandar di Tugu.
Saya sendiri mengambil posisi di pojokan antara cafe kopi bertingkat dan tempat praktek dokter kandungan. Jaraknya sangat dekat dengan Tugu. Cuma 7-10 meteran.
Ngobrol dan bercanda dengan orang-orang lain yang menanti pergantian tahun dan kembang api menjadi cara terbaik mengisi waktu. Tidak ada obrolan politik, tapi melulu soal pernak-pernik kerumunan di Tugu.
Satu menit menjelang pukul 00.00 WIB, semua bersiap-siap menghitung mundur dari detik ke-10 hingga 0 tepat pergantian tahun. Riuh-rendah langsung terasa membuncahkan emosi, apalagi suasana tengah malam langsung disusul suara 'ledakan' kembang api.
Selama beberapa menit setelah pukul 00.00 WIB itu, semua orang fokus mengarahkan mata pada percikan warna-warni kembang api di atas Tugu. Â Banyak pengunjung merekam dan mengabadikan peristiwa itu dalam bentuk foto-foto digital.
Ada juga yang melakukan live show di media sosial. Beberapa drone tampak jelas terbang di sekeliling Tugu dengan pancaran kembang api di langit.