Kedua, semakin sedikit atau jarang dosen dan mahasiswa memakai masker. Kesadaran diri semakin kurang, padahal sedang sakit. Upaya mengingatkan biasanya berasal dari pihak lain. Sesama mahasiswa pun merasa sungkan, termasuk sesama dosen. Pemakaian masker seharusnya tetap dilakukan, bahkan dibiasakan sebagai bagian penting dari kesadaran seseorang untuk tetap sehat.Â
Memang indikasi terkena Covid-19 tergantung pada kondisi badan masing-masing alias individual, namun konsekuensi atau akibatnya bersifat komunal atau kolektif.Â
Ketika seorang teman terindikasi positif Covid-19, suasana di antara teman-teman lain yang pernah berdekatan secara fisik memang sudah seperti terkondisikan alias tidak terjadi kepanikan. Namun, terasa ada kesadaran agar kondisi tubuh setiap orang yang pernah dekat untuk menjaga dan tetap sehat.
Ketiga, kelupaan atau rasa tidak sadar itu karena di kampus tidak ada atau semakin sedikit tanda-tanda yang muncul sebagai akibat dari pandemi Covid-19. Sedikit himbauan secara langsung atau digital dari otoritas terdekat mengenai suasana lingkungan yang masih pandemi Covid-19. Akibatnya, upaya kolektif mencegah persebaran Covid-19 semakin jarang terlihat.Â
Walaupun demikian, ada pula kondisi kolektif yang saling menyadari situasi ketika ada yang terindikasi positif Covid-19. Protokol kesehatan tetap diterapkan dan dipatuhi berbagai pihak. Ketika ada yang meninggal karena Covid-19, maka penanganannya tetap mengikuti protokol penguburuan bagi penderita Covid-19.
Faktor keempat adalah lingkungan di luar kampus yang sepertinya tidak menunjukkan tanda atau gejala "pernah mengalami situasi normal baru" sebagai akibat dari pandemi Covid-19.Â
Jika kita mengamati lingkungan di sekitar kita ketika sedang berjalan kaki, naik mobil, atau mengendarai motor di jalan-jalan, kita akan melihat suasana seperti tanpa Covid-19.Â
Memang tampak dari luar bisa begitu, namun ketika kita bertanya ke orang-orang, misalnya, apakah sekarang masih ada Covid-19 atau tidak? Jawaban mereka bisa saja beragam. Tidak ada Covid-19, tapi sebenarnya belum hilang. Ada Covid-19, namun tidak terasa. Atau ada juga yang masa bodoh soal ada atau tidak ada Covid-19.
Kenyataan tersebut menunjukkan bahwa masyarakat umum tidak terlalu mengetahui soal Covid-19 masih ada atau tidak. Kondisi ini memang berbeda di kantor-kantor atau pertemuan resmi yang masih menggunakan protokol kesehatan secara ketat, misalnya memakai masker.Â
Namun begitu, ada pertanyaan menarik perlu diajukan, misalnya: sejauh mana pemakaian masker itu merupakan refleksi kesadaran diri atau sekedar patuh pada otoritas kantor atau takut ditegur atasan atau takut ditegur dosen? Jawaban terhadap pertanyaan itu bisa bermacam-macam.Â
Meski demikian, kesadaran kolektif tetap perlu dibangun di antara kita untuk saling menjaga diri masing-masing agar tetap sehat dan tidak terkena Covid-19. Ada banyak cara yang sifatnya umum atau khas di antara kelompok-kelompok masyarakat tertentu.Â