Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

KTT ASEAN 2022 Menyelesaikan Krisis Myanmar?

14 November 2022   00:05 Diperbarui: 14 November 2022   07:41 1026
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN menjadi salah satu mekanisme strategis untuk menyelesaikan persoalan internal di kawasannya, termasuk krisis Myanmar. 

Urgensi persoalan Myanmar menjadikannya sebagai satu-satunya persoalan paling kompleks. Akibatnya, krisis Myanmar menjadi batu sandungan terberat bagi ASEAN. 

Krisis Myanmar telah menempatkan ASEAN pada situasi yang dilematis. Di satu sisi, ASEAN harus mengambil sikap dan tindakan kongkrit mengatasi konsekuensi ekonomi dari pandemi Covid-19 sejak 2020. Walaupun tertatih-tatih dalam mengupayakan respon regional, ASEAN mampu mencapai beberapa kesepakatan regional menyikapi pandemi itu.

Di sisi lain, ASEAN tiba-tiba juga harus menghadapi tekanan dari dalam kawasannya sendiri ketika junta militer Myanmar mengkudeta pemerintahan sipil (01/02/2021) yang terpilih secara demokratis pada akhir November 2020.

Ketika krisis Myanmar belum mencapai kemajuan berarti dalam penyelesaian damai, ASEAN juga dipaksa menanggapi perang Rusia-Ukraina sejak 24 Februari 2022 dan konsekuensinya. 

Konsekuensi itu terkait dengan pengaruh geopolitik dari perang tersebut yang menjangkau kawasan Asia Tenggara, baik di tingkat negara secara individual maupun ASEAN secara kolektif. Walaupun ASEAN bersikap netral, tiap negara anggota ASEAN memiliki perbedaan sikap terhadap perang tersebut dan implikasinya.

Dalam konteks itu, KTT ASEAN 2022 berlangsung dalam suasana yang diliputi ketegangan regional dan global. Apalagi krisis Myamar juga berlangsung dalam suasana rivalitas di antara negara-negara besar, seperti Amerika Serikat (AS) dengan China dan Rusia.

Realitas konfliktual itu seolah membayangi pertemuan para pemimpin ASEAN di Phnom Penh. Selanjutnya, KTT ASEAN juga disusul dengan berbagai pertemuan tingkat tinggi lain secara bilateral, misalnya antara ASEAN-AS, ASEAN-Jepang, ASEAN-Australia, dan sebagainya.

Jalan Buntu

Hingga KTT ke-40 dan ke-41 pada 2022 ini, ASEAN tetap mempertahankan kebijakan regionalnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun