Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Diplomasi Multilateral Indonesia pada Presidensi G20

23 Juli 2022   22:59 Diperbarui: 23 Juli 2022   23:18 547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Diplomasi multilateral Indonesia dalam Presidensi G20 berjalan semakin intens. Presidensi itu sudah dimulai sejak 1 Desember 2021 hingga 30 November 2022. Berbagai pertemuan telah dilakukan di tingkat pejabat tinggi dan Menteri G20. 

Di antara berbagai pertemuan Menteri itu, yang paling menyita perhatian publik adakah pertemuan para menteri luar negeri (Menlu atau Foreign Minister Meeting/FMM) dan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral (Menkeu dan GBS atau Finance Minister and Central Bank Governor/FMCBG) G20. 

Tanpa mengesampingkan urgensi agenda kementerian G20 lainnya (misalnya menteri kesehatan, pariwisata, perdagangan dan lain-lain), kedua pertemuan itu menjadi tantangan strategis bagi Presidensi Indonesia. 

Keberhasilan Indonesia dalam penyelenggaraan pertemuan FMM dan FMCBG seringkali dianggap sebagai ujian bagi Indonesia dalam pertemuan para pemimpin forum ekonomi itu pada November mendatang. Keberhasilan itu diindikasikan oleh kehadiran para pemimpin negara-negara anggota G20 pada Konperensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 

Ujian Diplomasi

Ujian bagi diplomasi Indonesia yang sebenarnya adalah mampu menghadirkan semua pemimpin anggota G20. Para pemimpin itu khususnya adalah Presiden AS Joe Biden, Presiden Rusia Vladimir Putin, Pemimpin China Xi Jinping, dan juga menghadirkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. 

Melalui Presidensi G20, Indonesia juga berpeluang besar untuk mendamaikan Rusia dan Ukraina. Pertemuan antara presiden Indonesia Joko Widodo dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Kiev dan Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow telah membuka peluang damai itu dalam kerangka kerjasama G20. 

Demikian juga peluang diplomasi Indonesia pada pertemuan para Menteri Luar Negeri (Menlu) G20 (7-8 Juli 2022) dan Menteri Keuangan-Gubernur Bank Sentral pada 15-16 Juli lalu.

Namun demikian, Indonesia sangat menyadari kemungkinan pengaruh geopolitik dunia terhadap Presidensi di G20 pada 2022. Geopolitik dunia memperlihatkan dinamika yang semakin mengkawatirkan, yaitu dampak global dari perang Rusia Ukraina. 

Sepanjang 2020-2021, agenda pertemuan G20 sangat dipengaruhi oleh upaya-upaya mencari solusi multilateral untuk mengatasi dampak ekonomi dari pandemi Covid-19. Selanjutnya, perang Rusia-Ukraina sejak 24 Februari 2022 telah memasukkan kembali negara-negara ke dalam krisis ekonomi global.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun