Dengan kenyataan tersebut, pemudik memiliki banyak pilihan jalur mudik dari Jakarta ke arah Timur dan, sebaliknya ke arah Barat menuju Jakarta.
Tulisan ini hanya berbicara mengenai situasi jalanan lengang di Yogyakarta. Jalan Kaliurang, Jalan Magelang, dan beberapa ruas jalan lainnya terasa sepi. Tentu saja, jalan di sekitar kawasan wisata Malioboro lebih ramai. Begitu juga beberapa restoran besar atau populer menjadi tujuan makan bersama keluarga.
Jangka waktu di tulisan ini hanya Lebaran hari pertama dan kedua. Masih ada hari Rabu besok hingga hari Minggu mendatang yang diprediksi membuat ramai berbagai jalan di kota Yogyakarta.
Sekedar saran buat pemudik atau pengendara mobil dari luar kota. Ketika berhenti di lampu merah (bangjo) harap memperhatikan lebar jalan. Beberapa jalan memang garis pembatas hanya satu, namun bisa diisi dua mobil bersebelahan di kanan dan kiri.Â
Biasanya pengunjung dari luar kota memenuhi badan jalan di lampu merah dengan satu mobil saja. Akibatnya, antrean mobil bertambah panjang. Selanjutnya, perlu lebih dari dua kali lampu merah berputar untuk melewati lampu merah itu. Perjalanan pun menjadi lambat.
Selain itu, kebanyakan penempatan dan perkiraan jalan memberikan kesempatan belok kiri jalan terus. Kondisi ini sering tidak diketahui pengunjung dari luar kota. Akibatnya, kemacetan biasanya terjadi di jalan itu.
Itu sekedar saran atau himbauan saja. Soal saran itu dilakukan atau tidak sangat tergantung pada situasi di lapangan yang dihadapi pengendara sendiri.
Jalanan lengang di Yogyakarta memang membuat nyaman menikmati lancarnya perjalanan di kota ini. Namun status kota Yogyakarta sebagai kota budaya tentu saja memerlukan keramaian dengan akibat pada jalan-jalan yang macet.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H