Di zaman saya kuliah, mahasiswa kedokteran yang IPK-nya 2,01 pun (ini contoh ekstrim saja) masih memenuhi syarat lulus dan disebut dokter, dengan tambahan kuliah praktek. Ketika berpraktek, para dokter tidak akan ditanya oleh sang pasien, misalnya dokter punya IPK berapa ketika lulus kuliah?
Di kampus, ada lebih banyak jurusan profesi di berbagai fakultas dan jurusan yang berada di dalam kelompok ilmu eksakta atau ilmu pengetahuan alam. Sebagian besar dari jurusan profesi itu memberikan kemudahan dalam mencari pekerjaan sesuai kebutuhan pencari kerja.
Lalu, bagaimana dengan berbagai fakultas dan jurusan di rumpun atau kelompok ilmu-ilmu sosial? Ada banyak juga jurusan profesi di ilmu-ilmu sosial, walau tidak sebanyak di ilmu eksakta atau alam.
Beberapa jurusan profesi itu, seperti jurusan di fakultas hukum, psikologi, akuntansi, kebijakan publik/administrasi negara, administrasi niaga, dan komunikasi.
Jurusan-jurusan bahasa asing juga menawarkan profesi menarik sebagai pengajar, penerjemah, interpreter, dan seterusnya.
Ada argumen mengenai beberapa jurusan di ilmu sosial yang kadang-kadang dianggap tidak memberikan profesi khusus. Argumen itu misalnya adalah karena Indonesia masih merupakan negara berkembang, sehingga profesi yang ada di ilmu sosial belum ada atau tidak dikenal.
Padahal di berbagai kampus di luar negeri, jurusan-jurusan ilmu sosial itu sangat dicari oleh berbagai organisasi internasional. Akibatnya, lulusan dari jurusan di rumpun ilmu sosial itu masih bingung mengenai potensi dan sektor pekerjaannya ketika lulus dan mencari kerja di ranah domestik.
Sekarang ini, perkembangan pendidikan tinggi juga memunculkan banyak kampus-kampus baru dengan jurusan-jurusan yang lebih spesifik. Banyak kampus swasta sekarang membuka jurusan (Ilmu) Hubungan Internasional (HI), misalnya.
Agar kompetitif dan bisa dibedakan dengan kampus-kampus lain, khususnya yang negeri, maka jurusan HI di kampus-kampus swasta itu memiliki kekhasan. Kekhususan jurusan HI itu, misalnya ada kaitannya dengan isu-isu ekonomi, teknologi internet, ke-Islam-an, maritim, dan seterusnya.
Itu hanya satu contoh saja mengenai kekhasan jurusan HI yang berbeda antara kampus swasta dan negeri. Jurusan-jurusan lain tentu saja juga memiliki kecenderungan yang sama. Tujuannya adalah agar lulusan memiliki kompetensi khusus atau tertentu.
Seperti diketahui bersama, perguruan tinggi itu bisa diibaratkan pasar, yaitu pasar untuk belajar. Kita harus memilih mau membeli 'pengetahuan' apa di pasar itu. Ada transaksi pengetahuan di 'pasar' itu.