Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Dapatkah Rusia Dikeluarkan dari G20?

26 Maret 2022   10:12 Diperbarui: 26 Maret 2022   12:12 723
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Vladimir Putin (REUTERS/POOL New viaKOMPAS.com) 

Forum G20 juga menjadi sasaran kepentingan global AS untuk menekan Rusia. Namun demikian, AS dan negara-negara sekutunya tak bisa begitu saja mendepak Rusia. Setiap organisasi internasional memiliki aturan main yang telah disepakati sehingga beberapa negara tertarik bergabung, termasuk di G20.

AS dan sekutunya harus taat aturan main forum G20 itu. Salah satu aturan G20 itu adalah bahwa untuk mengeluarkan sebuah negara dari keanggotaan G20 diperlukan persetujuan dari semua negara yang telah tergabung di G20.

Sesuai namanya, G20 memiliki 19 negara anggota, yaitu Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brazil, China, India, Afrika Selatan, Indonesia, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Meksiko, Korea Selatan, Perancis, Rusia, Turki dan Uni Eropa. Anggota ke-20 adalah perwakilan dari International Monetary Fund (IMF) dan World Bank.

Aturan main itu sangat penting bagi kelanjutan dari sebuah organisasi internasional. Salah satunya adalah bahwa negara-negara anggota memiliki jaminan kepastian mengenai keanggotaannya dan manfaat eksklusif dari organisasi internasional itu.

Bagi sebuah negara, menjadi anggota G20 berarti bisa memperoleh akses ke sekitar 65 persen penduduk dunia. G20 juga dapat dikatakan sebagai sebuah forum ekonomi yang meliputi lebih 79 % perdagangan dan 85 % perekonomian dunia.

Potensi ekonomi yang sangat besar itu menjadi salah satu daya tarik G20 dibandingkan berbagai organisasi internasional lainnya di dunia. Apalagi keanggotaan G20 terdiri dari negara-negara maju dan berkembang.

Usulan AS dan negara-negara sekutunya dapat dianggap unilateral atau sepihak karena mengeluarkan sebuah negara anggota G20 berdasarkan pertimbangan non-ekonomi. Karakteristik G20 tentu saja berbeda dengan NATO, ASEAN, dan bahkan PBB.

Selain itu, persetujuan G20 terhadap usulan AS dan negara-negara sekutunya dapat berdampak negatif bagi keanggotaan negara-negara lainnya. Anggota G20, seperti China dan India, juga bisa berpotensi dikeluarkan dari G20 berdasarkan usulan AS dan sekutunya semata.

Perpecahan G20

Kemungkinan usulan AS dan kawan-kawan tampaknya akan menemui kesulitan. Selain aturan main G20 yang menuntut persetujuan dari semua anggotanya, perang Rusia-Ukraina juga berdampak pada perbedaan dukungan.

Sikap abstain China terhadap resolusi PBB tentu saja memiliki dampak penting bagi upaya AS memobilisai dukungan global untuk mengeluarkan Rusia di G20. Dengan sikap itu, China diprediksi akan menolak usulan AS dan sekutunya.

China sudah secara jelas mendukung Rusia untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Bali, pada akhir Oktober 2022 mendatang. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin, menegaskan tak ada ada satu pun anggota G20 yang merasa berhak untuk mengeluarkan anggota lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun