Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Tantangan Indonesia jika Tetap Mengundang Rusia ke KTT G20

16 Maret 2022   23:36 Diperbarui: 17 Maret 2022   06:05 1679
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengunjung melintas di dekat bendera negara-negara anggota Forum G20 yang terpasang di Pasar Antik Triwindu Solo, Jawa Tengah, Selasa (8/3//2022). (ANTARA FOTO/Maulana Surya)

Dunia Berubah?

Meskipun demikian, keyakinan atau optimisme itu perlu dibarengi dengan pemahaman mengenai situasi internasional pada saat ini. Situasi internasional berkaitan erat dengan operasi militer khusus Rusia ke Ukraina sejak 24 Februari lalu.

Pemerintah Indonesia perlu mulai mempertimbangkan beberapa situasi internasional yang berkembang pada saat ini. 

Kenyataan, ini mau tidak mau menjadi tantangan mendesak yang perlu dipertimbangkan Indonesia agar penyelenggaraan G20 tetap dihadiri oleh para pemimpin dari 20 negara anggotanya.

Situasi internasional pertama adalah perpecahan di antara anggota G20. Ke-20 negara anggota telah terlibat dalam perkubuan di antara Amerika Serikat (AS) dan Rusia.

Indonesia sebagai pemimpin G20 pada 2022 ini berada di kubu AS bersama Australia, Inggris, Argentina, Brasil, Kanada, Uni Eropa, Jerman, Prancis,  Indonesia, Italia, Jepang, Meksiko, Arab Saudi, Afrika Selatan, Korea Selatan, dan Turki.

Kubu AS ini tetap variatif, misalnya tidak semuanya memberikan sanksi ekonomi kepada Rusia. Dalam hal ini, Indonesia cukup beruntung tetap dianggap Rusia sebagai negara sahabat. 

Sementara itu, Turki mendapat persetujuan dari Rusia untuk menjadi mediator perundingan damai antara Rusia-Ukraina.

Sebaiknya, kubu Rusia mendapatkan dukungan dari China dan India. Walau hanya tiga negara, kubu ini mewakili hampir 3 milyar penduduk dunia.

Kedua, perang Rusia-Ukraina menunjukkan secara jelas bahwa pelaku perang tidak hanya kedua negara bersaudara itu. Kenyataan memperlihatkan keikutsertaan negara-negara anggota G20 yaitu AS, Inggris, Jerman, Perancis, Italia, Australia, Jepang, Korea Selatan dalam perang tidak langsung dengan Rusia.

Mereka memberlakukan sanksi ekonomi untuk membatasi, dan bahkan, menutup transaksi ekonomi dunia dengan Rusia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun