3. Kelompok Myanmar
Kelompok ini diwakili oleh Myanmar. Di antara ke 141 negara yang menyepakati resolusi PBB itu mungkin hanya Myanmar yang pada saat bersamaan malah mendukung serangan Rusia ke Ukraina. Sikap ambivalen Myanmar itu tentu saja memiliki alasan kuat. Salah satunya adalah mendukung kedaulatan wilayah Rusia.
Selain itu, sikap Myanmar dapat dipahami sebagai balasan terhadap dukungan Rusia selama ini. Sejak kelompok militer pimpinan Jenderal Min Aung Hlaing mengudeta pemerintahan demokratis Myanmar pada 1 Februari 2021, Presiden Rusia memberikan dukungan politik bersama China. Ketika negara-negara Barat memberikan sanksi ekonomi dan membekukan aset para jenderal pimpinan Myanmar, Rusia tetap memberikan dukungan.
4. Kelompok Israel
Sikap Israel dapat menjadi salah satu contoh menarik di kelompok ini. Sebelum mendukung resolusi PBB, pernyataan Israel mengecam keras tindakan invasi Rusia ke Ukraina justru disampaikan setelah tentara Israel di wilayah Gaza menembaki penduduk Palestina.
Yang lebih menarik lagi adalah Perdana Menteri (PM) Israel Naftali Bennett bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin di Kremlin pada Sabtu (5/3/2022). Setelah pertemuan tidak terduga itu, PM Israel menelepon Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Padalah Israel ikut menyetujuri resolusi PBB itu.
Selain keempat kelompok negara yang sepakat dengan resolusi PBB, ada 35 negara lain memberikan suara abstain. Negara-negara itu termasuk, Tiongkok, India, Pakistan, Vietnam, Laos, Kuba dan beberapa negara lainnya. Sementara itu, 5 negara menolak resolusi PBB, yaitu Rusia sendiri dan Suriah, Korea Utara, Eritrea, serta Belarusia.
Resolusi Majelis Umum PBB itu memang tidak mengikat, namun resolusi itu memberikan pengaruh politik bagi negara-negara yang mendukung, menolak, dan abstain terhadap perang Rusia-Ukraina. Setelah resolusi itu, Rusia mengeluarkan daftar negara-negara yang tidak bersahabat. Sementara itu, AS dan negera-negara sekutunya mendorong pemberlakuan sanksi ekonomi kepada Rusia terus berlanjut bahkan hingga Rusia-Ukraina bertemu melakukan perundingan untuk ketiga kalinya.
Dengan semacam pemetaan ini, gambaran tentang negara-negara yang mendukung resolusi PBB mengenai perang Rusia dan Ukraina sangatlah bervariasi. Kalaupun ada gambaran mengenai polarisasi negara-negara, perkembangan internasional belum menunjukkan sejauh mana resolusi PBB itu mampu mengurangi atau, bahkan, mendamaikan perang di antara kedua negara itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H