Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Tiga Faktor Penting agar Perjalanan Anda Aman dan Nyaman di Masa Pandemi Ini

9 Maret 2022   02:57 Diperbarui: 9 Maret 2022   16:17 1224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

www.pantau.com
www.pantau.com

Pemerintah dan masyarakat harus tetap mewaspadai potensi penyebaran pandemi Covid-19 dengan berbagai variannya. Setelah varian Delta, sekarang muncul varian Omicron dan varian silumannya. Gejala terkena Covid-19 bahkan termasuk batuk-batuk dan pilek.

Dengan peraturan keleluasaan bepergian itu, resiko penyebaran virus semakin terbuka. Apalagi jika gejala itu berasal dari kota-kota besar dengan tingkat vaksinasi tinggi, ke wilayah lain di Indonesia yang tingkat vaksinasinya lebih rendah.

Setidaknya ada tiga faktor penting yang harus tetap diperhatikan ketika melakukan perjalanan, yaitu, pertama, kesadaran dari berbagai unsur pemerintah dan masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan (prokes) secara disiplin. Kesadaran ini menjadi faktor terpenting mengingat sejumlah masyarakat mulai menganggap enteng pandemi Covid-19 dengan alasan sudah divaksin dua kali dan mendapatkan booster.

Akhir-akhir ini, ada kecenderungan prokes sudah mulai diabaikan atau dilupakan. Salah satunya adalah mencuci tangan atau memakai hand-sanitizer sebelum masuk dan setelah keluar dari gedung atau sebelum dan setelah memegang sesuatu.

Kedua, pemahaman masyarakat bahwa pandemi Covid-19 itu bersifat lokal. Ini artinya pemerintah pusat berwenang menetapkan peraturan PPKM nasional, misalnya, namun pelaksanaan di daerah akan sangat tergantung dengan situasi daerah atau lokal masing-masing.

Contoh di sektor pendidikan menjadi menarik. Kecenderungan naiknya jumlah yang terkena Covid-19 membuat daerah itu menaikkan level PPKM sehingga sekolah-sekolah kembali menerapkan PJJ. Sedangkan daerah sebelahnya masih menurunkan prosentase peserta didik yang masuk sekolah (pembelajaran tatap muka/PTM) dari 100% menjadi 50%. 

Ketiga, penggunaan aplikasi peduli lindungi perlu diterapkan secara lebih meluas terutama di kantor-kantor pemerintah dan swasta. Walau mungkin masih ada kelemahan atau kekurangan dari aplikasi itu, pengalaman menunjukkan aplikasi itu bermanfaat secara praktis.

Salah satu manfaatnya adalah mengetahui (tracking) perjalanan seseorang, sehingga dapat diperoleh informasi dari pemilik peduli lindungi itu layak atau dilarang melakukan perjalanan. 

Pada anggota masyarakat yang terdeteksi positif terkena Covid-19, kartu peduli lindungi memberikan tanda hitam dengan arti tidak diperbolehkan melakukan perjalanan. Dengan aplikasi itu, petugas satgas Covid-19 bisa menelusuri (tracing) perjalanan orang itu sebelum terdeteksi positif Covid-19.

Masih ada banyak faktor lain yang perlu dilakukan agar dapat bepergian secara aman dan nyaman di masa pandemi ini. Kedisiplinan, sikap waspada, dan saling mengingatkan juga perlu menjadi etika dalam bermasyarakat di masa pandemi. Kenyataan mengenai situasi pandemi Covid-19 harus selalu disadari oleh pemerintah dan masyarakat agar penerapan prokes dapat selalu konsisten. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun