Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

IKN, Tantangan Pertahanan dan Keamanan Baru?

11 Februari 2022   21:06 Diperbarui: 16 Februari 2022   04:46 2375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Desain IKN baru.| Sumber: Youtube Presiden Joko Widodo via Kompas.com

Faktor hankam kelima adalah posisi ibu kota negara baru yang dikelilingi oleh aliansi-aliansi pertahanan dari berbagai negara. Aliansi seperti the Five Power Defence Arrangements (atau FPDA di antara Malaysia, Singapura, AS, dan Australia), Aliansi AUKUS (Australia, UK, dan AS), dan berada dalam jalur Belt Road Initiative (BRI) China seakan menempatkan IKN di wilayah hotspot, jika konflik bersenjata terjadi di antara negara-negara itu.

Meskipun demikian, kemungkinan terjadinya perang terbuka memang sangat kecil. Kemungkinan itu didasarkan pada faktor saling keterkaitan (inter-connectedness) dan ketergantungan (inter-dependency) di antara negara-negara selama ini, termasuk Indonesia dengan berbagai negara di dunia. 

Tantangan baru?

Meskipun demikian, pemindahan IKN telah menimbulkan tantangan baru, yaitu: Pertama, penguatan pertahanan negara sangat diperlukan. Pemindahan ibu kota ke Pulau Kalimantan membuat perlunya strategi pertahanan dan keamanan yang berbeda. 

Perpindahan ibu kota negara (IKN) dari Jakarta ke Kalimantan Timur ternyata telah dilengkapi dengan rancangan sistem pertahanan dan keamanan baru, yaitu bercirikan smart defence dan smart security. Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, misalnya, menyampaikan bahwa sistem keamanan Ibu Kota Negara (IKN) baru dengan nama Nusantara berbasis internet atau smart security.

Kedua, pemindahan IKN juga memerlukan pemindahan kantor-kantor pusat pemerintahan, termasuk stakeholders pertahanan dan keamanan. 

Transisi pemindahan kantor dan birokrasi memerlukan pemikiran matang mengetahui kesiapan sarana dan prasarana keamanan di IKN dan konektivitasnya dengan daerah-daerah lain di Indonesia. Prioritas pemindahan kantor, SDM, dan alat-alat pendukung pertahanan dan keamanan perlu mendapat perhatian serius.

Ketiga, Stakeholders hankam di Indonesia perlu meningkatkan kapasitasnya dalam mengurangi munculnya ancaman keamanan dari faktor ke-2 dan ke-4. 

Kedekatan lokasi IKN dengan perbatasan Malaysia (faktor ke-2) memerlukan kesiapan sarana dan prasarana pertahanan dan keamanan yang mampu memberikan aspek deterrence bagi kamungkinan munculkan ancaman keamanan tidak terduga. 

Demikian pula, ancaman keamanan dari faktor ke-4 memerlukan mobilisasi kapasitas stakeholders hankam Indonesia untuk mencegah kemungkinan kemunculannya di IKN.

Semua pihak di Indonesia tentu saja menunggu bagaimana proses kesiapan hankam Indonesia bagi pemindahan IKN. Keputusan pemerintah Indonesia membeli 42 jet tempur Rafale buatan Prancis dapat saja dikaitkan dengan pertimbangan IKN baru itu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun