Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Memahami Putin demi Mencegah Perang Dunia Ke-3

7 Februari 2022   23:57 Diperbarui: 8 Februari 2022   07:12 1683
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika Rusia mengalami krisis dalam hubungannya dengan negara tetangga terdekat (near abroad) semacam Ukraina, maka krisis hubungan itu perlu dilihat dari aspek bagaimana Putin melihat Ukraina dalam konteks kepentingan keamanannya. 

Ada 14 negara yang disebut sebagai near abroad itu, selain Rusia, seperti Armenia, Azerbaijan, Belarus, Estonia, Georgia, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Latvia, Lithuania, Moldova, Tajikistan, Turkmenistan, Ukraina, dan Uzbekistan

Selanjutnya, dominasi pemikiran Putin masuk ke dalam sistem politik Rusia. Tidak ada atau sangat sedikit peluang bagi politisi lain d Rusia untuk mendapatkan ruang pengaruh dalam pengambilan kebijakan luar negeri negara besar itu. Yang ada adalah orang-orang berpengaruh di lingkaran terdekat Putin, seperti Menteri Luar Negeri pada saat ini, Sergei Lavrov. Sementara itu, kelompok atau tokoh-tokoh posisi tidak memiliki ruang diskusi publik untuk memengaruhi kebijakan.

Dalam struktur politik domestik yang tersentral di tangan Putin, partai-partai politik tidak mampu membendung pengaruh mantan pemimpin FSB atau kelanjutan dari KGB. Pengaruh kekuasaan dan kelompok-kelompok pendukung Putin telah memungkinkan dominasi politik itu mengakar dari struktur pusat ke regional dan lokal di Rusia.

Ketika Putin muncul sebagai seorang kepala dinas keamanan federal, FSB, di bawah pemerintahan Boris Yeltsin, Rusia mengalami masa kesulitan struktural, yaitu tidak mampu mengendalikan akibat dari liberalisasi politik dan ekonomi di masa itu. 

Uni Soviet terpecah dan tercerai-berai, sementara itu pemerintahan baru paska-Uni Soviet tidak mampu mengendalikan lagi kontrol terpusat.

Dalam situasi itu, kemunculan Putin sebagai Direktur FSB menjadi tokoh baru yang dipandang mampu menyatukan lagi Rusia baru. Pembenahan dan konsolidasi politik domestik dilakukan Putin sebagai pengganti Presiden Boris Yeltsin.

Putin pun mengikuti perkembangan liberalisasi politik dengan menggunakan sentralisasi kekuasaan di tangannya. Pengaruh politiknya menyebar di Parlemen Rusia atau Duma, termasuk partai politik Rusia Bersatu.

Dinamika Internasional

Perkembangan internasional yang dinamis telah menempatkan Rusia paska-Yeltsin sebagai semacam negara gagal. Para pemimpin Rusia selalu diuji oleh kemampuannya mengembalikan kekuatan Rusia sebagai negara besar, seperti Uni Soviet. 

Dua persoalan besar segera menghadang pemimpin Rusia. Pertama, bagaimana Rusia mempertahankan pengaruhnya di negara-negara yang berbatasan langsung (near abroad)? Rusia tidak bisa lagi bertindak seperti Uni Soviet di masa lalu, yaitu melakukan penaklukan atau invasi militer.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun