Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

China Sebaiknya Melobi Myanmar Menjalankan Lima Konsensus ASEAN

24 November 2021   03:37 Diperbarui: 24 November 2021   08:56 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pertemuan antara Min Aung Hliang dengan Presiden China, Xi Jinping| Sumber: AFP Photo

Setelah gagal melobi negara-negara anggota ASEAN dan berakibat Myanmar tidak hadir di KTT ASEAN-China, apa yang sebaiknya dilakukan China? 

Salah satu jawaban paling realistis adalah China membujuk Myanmar agar layak hadir di berbagai pertemuan di tingkat ASEAN dan pertemuan dengan mitra strategisnya, termasuk China.

Selama Myanmar tetap bersikap keras tidak memenuhi 5 Poin Konsensus ASEAN, maka ASEAN menetapkan perwakilan non-politik sebagai wakil Myanmar di ASEAN. 

Konsensus itu merupakan hasil pertemuan khusus yang telah disepakati bersama oleh para pemimpin ASEAN, termasuk Jenderal Min Aung Hlaing. Akibatnya, pemimpin militer Myanmar itu tidak diizinkan hadir pada KTT ASEAN-China.

Walaupun demikian, Presiden China Xi Jinpin tetap membuka KTT ASEAN-China pada 22 November 2021. Walaupun agak terganggu dengan ketidakhadiran Myanmar, KTT itu merupakan peringatan 30 tahun kerja sama ASEAN-China. 

Ketidakhadiran Myanmar ini merupakan yang pertama kalinya sejak China menjadi mitra wicara ASEAN pada 1991. Sementara itu, KTT ini menandai ketidakhadirannya yang kedua sejak Myanmar menjadi anggota ASEAN pada 23 Juli 1997.

Yang menarik adalah bahwa KTT tersebut tetap diadakan setelah China gagal menjalankan diplomasinya terhadap negara-negara anggota ASEAN. Diplomasi China menemui jalan buntu. 

Lima negara menolak keras kehadiran wakil Myanmar. Beberapa negara lain tidak memberikan respon, dan dua negara lain tampaknya mendukung upaya China. Demi KTT tetap diselenggarakan, China memilih memenuhi pandangan tegas ASEAN.

Dapat dipahami bahwa China sangat berkepentingan Myanmar hadir di KTT dan berada di antara negara-negara anggota ASEAN lainnya. Kepentingan China terhadap Myanmar tampak pada tiga kenyataan ini.

Pertemuan antara Min Aung Hliang dengan Presiden China, Xi Jinping| Sumber: AFP Photo
Pertemuan antara Min Aung Hliang dengan Presiden China, Xi Jinping| Sumber: AFP Photo

Pertama, China dan Myanmar memiliki sejarah hubungan panjang. Aspek kesejarahan itu tampak pada dukungan ekonomi dan politik China terhadap Myanmar. 

Mengenai krisis politik di Myanmar, China cenderung bersikap diam terhadap kudeta Jenderal Hlaing terhadap pemerintahan Aung San Suu Kyi pada 1 Februari lalu. 

Ketika krisis politik memanas, pemerintah China justru mengkhawatirkan keamanan aset-aset ekonominya ketimbang pelanggaran hak azasi manusia di Myanmar. Dukungan ekonomi China dapat ditemukan pada bantuannya terhadap penyelenggaraan SEA Games di Myanmar.

Kedua, Myanmar merupakan salah satu negara dalam skema Belt and Road Initiative (BRI) China. Letak geografis Myanmar sangat strategis bagi aktivitas ekonomi China, yaitu satu arah dengan jalur daratan China ke Samudra Hindia. Selain itu, Myanmar juga berbagi perbatasan dengan China yang sepanjang 2.204 kilometer.

Ketiga, China juga berkepentingan mendukung Myanmar di tingkat internasional. China menolak berbagai upaya internasional untuk melakukan intervensi domestik. China memveto berbagai resolusi mengenai krisis di Myanmar di Dewan Keamanan PBB. China bahkan berada pada posisi sama dengan Rusia, yaitu membela Myanmar.

Ketiga kenyataan itu menjelaskan bahwa Myanmar terlalu penting bagi China untuk dihukum ataupun diasingkan, bahkan oleh ASEAN sekalipun.

Membujuk Myanmar

Setelah gagal melobi ASEAN, diplomasi China mendukung Myanmar diharapkan tidak berhenti begitu saja. Sepanjang diplomasi itu dilakukan dalam koridor perdamaian kawasan Asia Tenggara dan tetap mempertahankan sentralitas ASEAN, maka ASEAN diperkirakan menyambut diplomasi China. Oleh karena itu, China diharapkan dapat memanfaatkan kedekatannya untuk melobi Myanmar.

Tujuan diplomasi China terhadap Myanmar adalah melobi junta militer Myanmar agar menjalankan lima poin Konsensus ASEAN yang telah disepakati Jenderal Hlaing pada ASEAN Leaders Meeting (ALM) di Jakarta, pada April 2021 lalu. 

Kelima konsensus itu adalah, pertama, menghentikan di Myanmar dan semua pihak harus menahan diri sepenuhnya. Kedua, dialog konstrukstif di antara semua pihak terkait harus ada untuk mencari solusi damai bagi kepentingan rakyat Myanmar.

Ketiga, utusan khusus Ketua ASEAN akan memfasilitasi mediasi proses dialog, dengan bantuan Sekretaris Jenderal ASEAN. Keempat, ASEAN akan memberikan bantuan kemanusiaan melalui ASEAN Humanitarian Assistance (AHA) Center. Kelima, utusan khusus dan delegasi akan mengunjungi Myanmar untuk bertemu semua pihak terkait.

Hingga saat ini tidak tersedia jalan lain untuk mengembalikan Myanmar ke berbagai pertemuan ASEAN, kecuali diplomasi China mendesak Myanmar. Boikot berbagai negara telah gagal. Begitu juga upaya AS memberikan sanksi dan membekukan aset-aset kelompok militer Myanmar tidak mampu menghentikan kekerasan di negara itu.

Ke-9 negara ASEAN dan dunia internasional menunggu langkah diplomasi China untuk mendorong Myanmar menjalankan lima konsensus itu. Kemauan Myanmar memenuhi lima konsensus itu akan membawa negara itu kembali hadir ke berbagai pertemuan pemimpin ASEAN.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun