Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Peliknya Krisis Myanmar di KTT ASEAN 2021

26 Oktober 2021   18:42 Diperbarui: 27 Oktober 2021   05:38 1235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Panglima Angkatan Bersenjata Myanmar, Jenderal Senior Min Aung Hlaing menyampaikan pidatonya pada konferensi IX Moskwa tentang keamanan internasional di Moskow, Rusia, Rabu, 23 Juni 2021.| Sumber: AP PHOTO/ALEXANDER ZEMLIANICHENKO via Kompas.com

Ketiga, ASEAN harus mampu menampilkan diri sebagai pihak yang mampu menawarkan solusi di tengah pandemi ini. 

Solusi bagi krisis Myanmar sebenarnya sudah ditawarkan oleh ASEAN, yaitu lima (5) konsensus. Namun persoalan lebih pada pelaksanaan kelima konsensus itu. Ada tarik-menarik kepentingan dan kepemimpinan ASEAN dalam penyelesaian krisis Myanmar.

Sebelum masalah perwakilan muncul ke permukaan, ASEAN telah meminta pihak Myanmar menjalankan komitmennya terhadap konsensus itu. Pihak ASEAN juga telah memilih wakil dari Brunei Darusallam sebagai utusan khusus ASEAN dalam penyelesaian krisis Myanmar. 

Namun demikian, penentu akhir bagi jalannya mediasi ASEAN adalah pemerintah Myanmar. Diamnya sikap pemerintah Myanmar tampaknya merupakan tanda penolakannya terhadap urusan khusus ASEAN itu. 

Berlarutnya masalah itu juga berlangsung di tengah upaya negara-negara anggota ASEAN menghadapi pandemi Covid-19. Akibatnya, ASEAN seperti tidak memiliki cara lain hingga menjelang KTT ini, kecuali soal perwakilan Myanmar di KTT.

Ketiga alasan itu sebenarnya mengerucut pada isu sentralitas ASEAN. Isu ini selalu mengemuka dalam berbagai persoalan di kawasan Asia Tenggara. Sebagai satu-satunya organisasi regional di kawasan ini, ASEAN harus menjalankan posisi sentralnya untuk mengelola berbagai masalah regional.

Memang tidak mudah mencari solusi terhadap krisis Myanmar. Apalagi krisis itu telah memecah belah sikap negara-negara anggota ASEAN. Kompleksitas persoalan bertambah jika dibumbui dengan kepentingan Amerika Serikat, Rusia, dan China. Ketiga negara besar itu memiliki kepentingan global di kawasan ini, termasuk di Myanmar.

Masalah Myanmar memang menjadi ujian berat bagi sentralitas ASEAN. Ujian itu akan berujung pada nilai baik, buruk, atau sedang-sedang saja akan tergantung pada hasil KTT ini. 

Satu hal yang pasti adalah bahwa ASEAN merupakan mediator bagi penyelesaian krisis Myanmar. ASEAN bukan salah satu pihak yang berkonflik. Sikap ini perlu diperjelas terlebih dahulu di antara negara-negara anggota ASEAN di KTT ini agar tidak menimbulkan persoalan lainnya. 

Selanjutnya, kejelasan sikap ASEAN itu akan mempermudah upaya mediasinya dalam krisis Myanmar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun