Tidak cukup hanya memiliki kejuaraan internasional dalam bentuk Piala Sudirman sebagai wajah diplomasi kita, namun euforia meraih medali emas di Olimpiade dan Paralympic di Tokyo harus menjadi pemacu semangat merebut Piala Sudirman dan membawanya pulang ke Indonesia.
Alat Diplomasi
Dalam studi Hubungan Internasional, olah raga merupakan salah satu dari banyak bentuk dari diplomasi publik. Tujuan utama dari diplomasi publik adalah memenangkan hati dan pikiran (winning hearts and minds). Melalui Piala Sudirman, Indonesia menggunakan olahraga bulutangkis sebagai alat diplomasinya.Â
Di dunia perbulutangkisan, berbagai macam kejuaraan menggunakan nama negara masing-masing sebagai bagian dari rangkaian kegiatan tahunan yang diikuti para pemain cabor ini dari satu negara ke negara lainnya.Â
Bagi Indonesia, nama Sudirman disematkan di kejuaraan intenasional cabor ini seharusnya tidak sekedar membawa nama Indonesia saja. Nama itu harus menyemangati perjuangan para pemain memenangkan setiap pertandingan.
Penggunaan olahraga sebagai alat diplomasi mau tidak mau sangat terkait dengan politik. Salah satunya adalah demi membangun semangat nasionalisme. Setiap serangan smash pemain Indonesia mencerminkan perjuangan mewujudkan nasionalisme itu.Â
Semangat ke-Indonesia-an terbangun dalam wujud sorak-sorai penonton ketika smash pemain Indonesia tidak bisa dikembalikan pemain negara lain.Â
Reli-reli panjang dan strategi beckhand smash, drop shot mengejutkan, atau serve cepat seakan membawa para penonton ikut serta dalam dinamika merebut kemenangan demi nasionalisme itu.
Penggunaan olah raga untuk membangun nasionalisme telah dicontohkan oleh berbagai negara. Salah satu contoh kontemporer adalah penyatuan tim Korea Utara dan Korea Selatan pada Olimpiade musim panas, yaitu di Sydney (Australia) 2000 dan Athena (Yunani) 2004.Â
Mereka juga mengibarkan bendera unifikasi Korea pada Olimpiade musim dingin 2006. Penyatuan dua Korea berlangsung selama 17 hari di Olimpiade Musim Dingin 2018 di Pyeongchang, Korea Selatan (Korsel).
Nasionalisme sebagai satu Korea telah menciptakan perdamaian walaupun dalam jangka pendek saja. Langkah politik melalui olahraga itu merupakan bentuk nyata dari peran olahraga dalam mendamaikan dua Korea yang berseteru hingga saat ini.