Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Perundungan Internasional terhadap Taliban Afghanistan

5 September 2021   20:09 Diperbarui: 6 September 2021   09:00 1225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para milisi Taliban menguasai istana kepresidenan Afghanistan setelah Presiden Afghanistan Ashraf Ghani melarikan diri dari negara itu, di Kabul, Afghanistan, Minggu (15/8/2021).| Sumber: AP PHOTO/ZABI KARIMI via Kompas.com

Perundungan sebenarnya bisa terjadi di mana saja. Perundungan bukan melulu dimonopoli orang-orang di tempat kerja atau di sekolahan atau tempat umum. Perundungan ternyata juga berlangsung dalam hubungan antar-negara. Peristiwa perundungan ini dialami kelompok Taliban di Afghanistan.

Pada awalnya adalah serangan kilat alias blitzkrieg kelompok Taliban. Kelompok yang dikenal radikal ini secara mengejutkan berhasil menguasai sebagian besar wilayah Afghanistan pada 6 Agustus lalu. 

Taliban pun merebut ibu kota Kabul dan menjatuhkan pemerintahan resmi di Afghanistan. Cepatnya kelompok ini merebut kekuasaan pemerintahan resmi di negeri itu segera menarik perhatian internasional. 

Akibatnya, Presiden Ashraf Ghani dan kelompoknya lari tunggang-langgang ke luar negeri. Entah bagaimana kabarnya sekarang. Banyak informasi yang perlu dikonfirmasi mengenai keberadaan dan nasib mantan Presiden itu dan para pendukung dekatnya.

Selanjutnya adalah fokus perhatian internasional lebih diarahkan kepada kelompok Taliban yang berkuasa di negeri itu sekarang. Karena populer dengan kekejaman dan tindakannya menindas perempuan, maka Taliban Afghanistan pun mendapatkan tekanan internasional. 

Masyarakat internasional khawatir dengan cara kelompok ini mengatur negara Afghanistan. Kebiasaan Taliban bergerilya dan berkonflik menimbulkan cibiran tentang kemampuannya memimpin negara Afghanistan.

Sumber gambar: Aljazeera/AFP via Getty Images
Sumber gambar: Aljazeera/AFP via Getty Images

Perundungan positif?

Yang menarik adalah bahwa perhatian atau tekanan internasional itu tampaknya tidak berbeda dengan perundungan. Perundungan internasional dilakukan oleh berbagai negara kepada kelompok Taliban. 

Perundungan biasanya berkonotasi negatif, namun perundungan internasional terhadap kelompok Taliban dapat dikatakan bersifat positif. Aspek positif dari perundungan internasional berkaitan dengan standar internasional yang diminta diterapkan oleh Taliban dalam mengelola negara. 

Berbagai organisasi dan negara di dunia, termasuk Indonesia, menuntut kelompok Taliban untuk memerintah Afghanistan dengan memperhatikan hak azasi manusia (khususnya perempuan dan anak-anak) dan tidak menjadikan Afghanistan sebagai tempat berkembang biaknya kelompok-kelompok teroris.

Tuntutan itu bersifat positif. Argumennya adalah mendorong kelompok Taliban agar menerapkan norma-norma internasional dalam mengelola kehidupan masyarakat Afghanistan. Penarikan mundur tentara AS menunjukkan bahwa Taliban memperoleh hak untuk menentukan nasib bangsa Afghanistan sendiri.

Salah satu faktor penting dari perundungan positif itu adalah bahwa masyarakat internasional tidak memprovokasi rakyat Afghanistan menantang kelompok Taliban yang berkuasa. Kedua, masyarakat internasional menempatkan kelompok Taliban sebagai aktor utama untuk mengubah nasibnya sendiri di Afghanistan. 

Selain itu, masyarakat internasional juga tampaknya menyadari kekuatan kelompok Taliban dalam menyatukan masyarakat Afghanistan, tanpa campur tangan negara lain.

Mengubah Citra Taliban
Tujuan utama perundungan internasional lebih banyak menginginkan kelompok Taliban mengubah citra masa lalunya. Sebagai kelompok yang sekarang berkuasa, kelompok Taliban perlu menyesuaikan diri dengan norma dan etika internasional yang berlaku pada saat ini.

Taliban perlu segera menentukan struktur pemerintahan, orang-orang yang duduk di struktur pemerintahan, merumuskan kebijakan sosial-kemasyarakatan, dan seterusnya.

Proses mengubah citra itu menjadi tantangan bagi Taliban. Salah satu tantangan terberat adalah mengubah citra radikal yang melekat pada kelompok Taliban selama ini. 

Atas nama agama, kelompok Taliban cenderung melarang berbagai kegiatan masyarakat, seperti menonton film, mendengarkan musik, hingga melarang anak perempuan di atas usia 10 tahun bersekolah.

Untuk mengubah citra radikal itu, petinggi Taliban melalui juru bicaranya, Zabihullah Mujahid berjanji memberikan kebebasan pers, menghormati hak wanita berdasarkan syariat Islam, dan menjaga keamanan dengan cara menghindari konflik (Kumparan.com, 17/8/2021).

Masyarakat internasional menunggu sejauh mana Taliban Afghanistan akan mewujudkan janji-janjinya itu.

Peluang Taliban
Peluang atau ruang bagi Taliban untuk berubah itu ada. Ada tiga faktor yang Setidaknya memberikan gambaran positif mengenai prospek Taliban untuk berubah.

Faktor pertama berasal dari internal Taliban sendiri. Di berbagai kesempatan, Taliban tidak ragu-ragu menyampaikan bahwa Taliban sekarang berbeda dengan masa lalu. Pemimpin dan petinggi Taliban meyakinkan dunia internasional bahwa pemerintahan Taliban akan memberikan kesempatan luas kepada perempuan dan anak-anak. 

Taliban menepis keraguan berbagai negara dengan memberikan persamaan hak kepada warga Afghanistan, termasuk dalam pendidikan dan pekerjaan.

Faktor kedua adalah dukungan China dan Rusia. Kedua negara itu dapat dipakai sebagai contoh mengenai kesiapan Taliban untuk mengubah citranya. Taliban bersedia bekerjasama dengan negara-negara lain. 

Kerja sama antara Taliban dengan kedua negara rival AS dapat dijadikan sebagai awal mengenai kemampuan kerjasama Taliban dengan pihak luar. Kepentingan China dan Rusia tidak sekadar mengamankan aset strategis mereka di Afghanistan.

Kedua negara juga berkepentingan memperoleh peluang berkontribusi membangun perekonomian Afghanistan di bawah Taliban.

Sementara itu, perundungan internasional memiliki arti penting bagi Taliban, walaupun Taliban tentu saja tidak bisa memenuhi semua tuntutan internasional itu. 

Sebaliknya, banyak negara berharap dengan cemas mengenai masa depan Afghanistan di bawah pemerintahan Taliban.

Berhasil atau tidaknya perundungan internasional itu akan ditentukan oleh kelompok Taliban sendiri. Dalam berbagai kesempatan, Taliban telah menjelaskan keinginannya untuk berubah. Dua negara besar bahkan telah menyatakan dukungannya terhadap Taliban. Meski demikian, kedua hal itu hanya faktor pendukung saja.

Keputusan akhir tetap berada di tangan Taliban sendiri. Sejauh mana Taliban mampu mewujudkan secara kongkrit janji-janjinya? Semua itu akan memastikan apakah kelompok Taliban sekarang sangatlah berbeda atau masih sama dengan yang 20 tahun lalu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun