Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menulis Pensiun, Pensiun Menulis

10 Agustus 2021   20:16 Diperbarui: 10 Agustus 2021   20:53 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.mattgingell.com

Tumben siang ini begitu terik. Rumah terasa penat. Akibatnya, rasa kantuk tidak bisa dilanjutkan dengan tidur siang. Tak ada cara lain, kecuali keluar rumah. Saya perlu jalan-jalan di sekitaran rumah. Olah raga menghangatkan badan di bawah sinar matahari.

Sambil berjalan, pikiran melayang ke Kompasiana. Apa yang perlu ditulis hari ini? Ide menulis paling gampang adalah memilih salah satu topik pilihan.

Pikiran saya berpindah dari satu topik ke topik lainnya. Pilihan jatuh ke topik tentang masa pensiun tetap produktif. Angan saya membayangkan apa yang akan dilakukan ketika pensiun.

Tulisan ini saya awali dengan beberapa pertanyaan. Mengapa takut pensiun? Apakah pensiun berarti seseorang tidak bisa produktif? Apa saja kegiatan produktif untuk mengisi masa pensiun? Serentetan pertanyaan lain bisa disorongkan kepada para pensiunan atau calon pensiunan.

Tulisan ini mencoba melihat pensiun sebagai sesuatu yang positif. Masa pensiun tidak perlu ditakuti. Pensiun dari kantor harus disambut dengan hati riang gembira. 

Ibaratnya seseorang telah berhasil menyelesaikan sebuah tahapan kehidupan. Selanjutnya adalah tahapan lain yang perlu dihadapi oleh setiap pensiunan. Apalagi ketika masa pensiun perlu diisi dengan kegiatan produktif.

Beberapa tahun sebelum hari pensiun tiba, seseorang harus menyiapkan batinnya untuk semakin tidak terikat dengan kantor atau lembaganya. Dengan cara itu, masa pensiun dapat dinikmati dengan rasa nyaman, plong, lega, dan bebas dari rutinitas kewajiban kantor. 

Kebebasan itu perlu diberi makna baru. Seorang pensiunan tidak perlu lagi berangkat ke kantor, sebagaimana dijalaninya selama 20-35 tahunan. Tidak usah lagi presensi online/offline. Tidak ada lagi rapat dengan rekan sekantor dan atasan. Seorang pensiunan menjadi bebas dari beban kerja kantor. 

Lalu, apa yang bisa dilakukan oleh seorang pensiunan agar tetap memiliki kegiatan? Ada harapan tentu saja bahwa kegiatan itu bisa menghasilkan cuan agar bisa memberikan motivasi bekerja.

Beberapa kegiatan ini dapat menjadi pilihan menarik bagi para pensiunan. Ketiga kegiatan bagi pensiunan itu semacam one-stop shopping. Artinya ketiganya saling berkaitan, seperti dari hulu ke hilir.

1. Menulis 

Kegiatan 'paling mudah' bagi pensiunan adalah menulis. Tema yang berkaitan dengan pekerjaan yang dilakukan selama bekerja bisa menjadi pilihan menarik untuk ditulis. Berbagai macam tip dan trik berinteraksi dengan rekan kerja dapat juga dituliskan. Hal-hal keseharian ini dapat menjadi tema menarik. Pengalaman kerja atau pengetahuan praktis lain ---misalnya menulis laporan yang baik--- menjadi sumber tulisan bagi (calon) pensiunan. 

2. Menerbitkan buku

Di jaman serba digital sekarang, pensiunan tidak memiliki kesulitan dalam menerbitkan buku. Banyak penerbitan berijin IKAPI menawarkan beraneka paket penerbitan. Buku tidak harus diproduksi dalam jumlah banyak. Ada paket penerbitan di bawah 500 ribu Rupiah, penulis mendapatkan 5 eksemplar buku hardcopy dan berbentuk digital yang ditawarkan di Google Play Books. Penerbit akan memasarkan kedua bentuk buku itu. Jika penulis ingin menerbitkan buku tanpa mengeluarkan biaya, maka naskah buku bisa ditawarkan ke penerbit-penerbit besar, semacam penerbit besar yang sekandung dengan Kompasiana ini.

3. Menjadi narasumber atau pembicara

Setelah menulis dan menerbitkan buku, maka penulis memiliki kesempatan besar menjadi seorang pembicara juga. Apa yang dibicarakan? Ya tentu saja isi buku itu yang dibicarakan atau didiskusikan. Profesi ini terbuka luas bagi pensiunan yang serius dalam menulis dan menerbitkan buku.

Kegiatan-kegiatan tersebut sebaiknya sudah dimulai sebelum masa pensiun tiba. Tujuannya adalah untuk menggali sebanyak mungkin pengetahuan. Dengan bekal pengetahuan, orang dapat menuliskannya. Kumpulan tulisan mengenai pengetahuan itu dapat diterbitkan menjadi buku atau dibukukan. Tulisan-tulisan memang sebaiknya memiliki kesamaan topik. Kalaupun bertopik berbeda, tulisan-tulisan tersebut tetap dapat dibukukan.

Dengan strategi pemasaran yang tepat, penulis dapat mengajak penerbit untuk menyelenggarakan diskusi atau bedah buku tersebut. Kegiatan semacam itu menjadi jamak dilakukan oleh penulis, sehingga secara tidak langsung menjadikannya sebagai seorang pembicara atau narasumber.

Selain ketiga kegiatan itu, masa pensiun juga dapat diisi berbagai kegiatan lain, baik yang sifatnya hobi maupun produktif. Berkebun, membuka toko di rumah, bertani, dan lainnya juga bisa menjadi pilihan kegiatan bahi para pensiunan. Pilihan pun menjadi semakin luas ketika para calon pensiunan itu membekali diri dengan pengetahuan atau ketrampilan kekinian. Segala sesuatu yang berkaitan dengan internet atau teknologi informatika dan komunikasi (TIK) atau yang serba digital bisa dilirik untuk kegiatan di masa pensiun.

Namun demikian, ketiga kegiatan di atas (menulis, menerbitkan buku, dan menjadi pembicara) tetaplah perlu dipertimbangkan bagi pensiunan. Ketiga kegiatan itu juga dapat digabungkan dengan kemajuan internet, khususnya media sosial. 

Bejibunya tulisan dengan banyak ragam kategori menjadikan Kompasianer memiliki kesiapan prima menghadapi masa pensiun. Tema yang sama atau berbeda dari tulisan-tulisan itu dapat dibukukan dengan mudah. 

Kompasianer juga dapat menjadi pembicara di forum webinar atau zoominar. Seingat saya, Kompas TV menyediakan slot untuk berbincang dengan Kompasianer setiap minggunya. Kesempatan terbentang bagi Kompasianer yang memasuki masa pensiun.

Akhirnya, pensiun menulis? Mengapa takut?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun