Tulisan ini saya masukkan ke dalam kategori life hack. Harapannya adalah agar tidak lupa bagaimana cara mendapatkan topik untuk menulis. Jadi, tulisan ini mungkin bisa menjadi upaya agar bisa menulis lagi...setiap hari.Â
Apalagi, jam baru saja memasuki tanggal pertama di bulan Agustus. Bulan penuh semangat. Bulan kemerdekaan.
###
Setelah vakum selama lebih dua bulan, semangat kembali muncul untuk menulisi akun blog ini. Semangat itu muncul dari keseharian membaca tulisan Kompasianer. Walau awalnya hanya mampu membaca satu hingga dua tulisan, akhirnya bisa membaca 5-7 tulisan setiap Kali membuka blog ini.Â
Tujuan menulis (lagi) adalah mendokumentasikan keseharian. Sesederhana itu saja tujuannya. Tak ada tujuan lain. Mungkin satu atau dua tulisan agak serius. Tulisan-tulisan lain bisa tentang 'zona nyaman' atau soal hubungan antar-bangsa.Â
Oya, mengapa harus keseharian yang akan didokumentasikan di Kompasiana? Karena keseharian itu memiliki banyak macam topik kegiatan dengan sifat yang beragam pula. Topik keseharian ada dalam kehidupan di sekitar kita. Banyak topik yang bisa direkam oleh pikiran dan dituliskan di blog keroyokan ini.
Ada beberapa topik yang menarik untuk ditulis. Pertama, topik Olimpiade 2020 tampaknya bisa dipertimbangkan sebagai Yang paling menarik. Perhelatan olah raga tingkat dunia itu sedang berlangsung. Bahkan penyelenggaraannya menjadi kontroversial karena dilakukan ketika pandemi Covid-19 sedang meningkat. Selain itu, Tokyo sebagai tuan rumah ternyata juga sedang mengalami krisis ini. Pertimbangkan lainnya adalah bahwa Olimpiade ini menjadi topik pilihan di Kompasiana.
Kedua, topik-topik yang berkaitan dengan krisis Covid-19. Penerapan PPKM, strategi masyarakat mengharapi PPKM, atau bisa juga soal berhasil/kurang berhasilnya kebijakan PPKM. Topik ini juga menarik dibahas dengan melihat kebijakan serupa di negara-negara lain.
Topik ketiga bisa yang berkaitan dengan kejadian-kejadian viral Di media sosial, semacam Twitter. Istilah populernya: Twitter, please do your magic!!! Banyak topik di Twitter yang bisa diangkat di sini ketimbang semata soal masih belum akbrabnya kaum cebong dan kadrun.
Topik keempat ya...apalagi kalau bukan soal-soal hubungan internasional. Isu-isu kebijakan luar negeri, hubungan bilateral-multilateral, organisasi regional, dan seterusnya, tentu saja tidak bisa dibiarkan begitu saja. Berbagai itu itu perlu dituangkan ke dalam tulisan.
Topik kelima adalah tentang centang biru. Pokok bahasan ini belum sempat saya tuliskan hingga kini. Padahal centang biru itu munculnya justru ketika saya tidak bisa menulis di sepanjang bulan Juni yang lalu. Entah apa yang menjadi pertimbangan admin Kompasiana memberikannya ketika saya sedang tidak menulis dalam waktu lama. Oleh karena itu, sebuah tulisan tentang centang biru itu akan menjadi apresiasi saya kepada admin.Â
Kumpulan topik seterusnya pasti bisa beraneka macam. (Paling tidak, saya harus tetap meneruskan tulisan ini sampai muncul angka 500 kata ... hehehe...).Â
Berbagai macam topik itu bisa mengambil inspirasi dari tulisan-tulisan Kompasianer. Banyak tulisan mengejutkan dari Kompasianer mengenai sebuah isu. Saya seringkali harus menyeringai (bukan mengangkang, lho) senang dan heran dengan cara Kompasianer menuliskan sebuah topik. Tidak disangka dan tak terduga.Â
Selain itu, peluang menulis topik yang sama masih dimungkinkan karena masih ada informasi yang belum ditulis. Topiknya bisa sama, namun fokus bahasan beda. Sama-sama topiknya tentang kemenangan Chelsea FC di Piala Champions, tapi yang dibahas beda.
Bisa juga menuliskannya dari sudut pandang lain. Ini tentu saja bukan berarti pokoknya asal beda. Bukan begitu. Ini istilah kerennya novelty atau kebaruan:) Banyak hal bisa dituliskan dengan cara ini.
Akhirnya, semua semangat itu kembali pada usaha mewujudkannya. Ini adalah strategi saya agar bisa menulis lagi. Semacam life hack untuk menulis lagi.Â
Ada komitmen untuk menjadikannya sebagai sebuah kenyataan. Ada bukti hitam putih. Ada tulisannya. Tidak sekedar pikiran yang di awang-awang. Biar pikiran tidak ngilu.
***
Kata 'ngilu' itu ternyata menandai sudah lebih dari 540-an kata di tulisan ini. Cukup sekian dulu latihan saya menulis lagi di blog ini.Â
Semoga ini menjadi semangat baru, khususnya bagi saya. Amin. Terimakasih telah berkenan membaca.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H