Tidak ada lingkungan kerja yang tidak toksik, walau anda bekerja di kantor atau perusahaan keluarga sendiri. Kantor yang toksik bisa disebabkan oleh faktor-faktor internal. Pertama, tuntutan tinggi kantor kepada karyawan; kedua, pemimpin yang ambisius atau demanding; Faktor ketiga, teman senior atau sebaya yang provokatif, dan seterusnya.
Ketiga faktor internal itu hanya sebagian kecil dari penyebab munculnya lingkungan kerja toksik. Ada faktor umum, tetapi juga ada faktor-faktor khusus. Selain itu, tempat kerja toksik juga bisa disebabkan oleh faktor-faktor eksternal, seperti pandemi.
Meskipun begitu, ketiga faktor itu dapat memberikan gambaran umum mengenai situasi kantor yang tidak kondusif bagi pegawai atau karyawannya. Dengan sikon itu, salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah beradaptasi dan berprestasi.
Menurut saya, berprestasi di dalam lingkungan kerja toksik itu merupakan bukti kongkrit dari adaptasi kita. Beradaptasi adalah respon langsung seseorang dalam menghadapi situasi toksik. Melalui komitmen untuk menyesuaikan diri, tetap positif, dan tanpa terbawa arus toksik itu, maka prestasi bisa dijadikan sebagai salah satu hasilnya.
Lalu, pertanyaannya adalah bagaimana menggapai prestasi di dalam lingkungan kerja toksik?
Pertama, mengetahui persoalan kantor
Kemampuan ini menjadi penting agar pekerja memahami situasi yang sebenarnya. Penyebab toksik tidak semata berasal dari pekerja lain, namun juga bisa berasal dari sistem yang ada di kantor itu. Identifikasi persoalan ini memberikan peluang bagi pekerja untuk berprestasi.
Kedua, pemetaan posisi dan keahlian
Peluang berprestasi di lingkungan kerja toksik dapat dilakukan melalui pemetaan posisi dan keahlian pekerja. Setelah melakukan identifikasi persoalan (nomor 1), pekerja perlu mengetahui posisinya dan keahliannya di antara pekerja-pekerja lainnya.
Kemampuan melakukan pemetaan posisi dan keahlian ini dapat membantu seorang pekerja berprestasi di bidang keahlian yang berbeda dari pekerja lainnya. Selanjutnya, kemampuan itu mendorong posisinya lebih dibutuhkan ketimbang yang lain.
Ketiga, menjalankan tugas kantor
Sembari melakukan pemetaan itu, seorang pekerja tetap harus menjalankan tugas kantor. Kewajiban memerlukan komitmen seius menjalankan tugas. Pelaksanaan tugas dengan performa baik akan meningkatkan kompetensinya dalam tugas-tugas itu, walaupun lingkungan kerja toksik.
Norma-norma umum di tempat kerja, seperti leadership, kemampuan bekerja sendiri dan bekerjasama di dalam kelompok kerja, memahami hak dan kewajiban tetap perlu ada. Norma-norma umum itu menjadi pendukung penting untuk melawan situasi toksik lingkungan kerja.
Dengan 3 cara dan norma umum itu, pekerja dapat berprestasi dalam lingkungan kerja toksik. Berprestasi menjadi penting sebagai bentuk motivasi untuk tetap berada atau bertahan di tempat kerja toksik itu. Tanpa peluang berprestasi, seorang pekerja bisa saja memilih keluar dari pekerjaan itu.