Bagi mahasiswa, kegiatan membaca dan menulis sebenarnya bukanlah merupakan persoalan besar. Ketika mendaftar dan diterima kuliah di sebuah kampus, seorang mahasiswa seharusnya menyadari bahwa salah satu "pekerjaannya" adalah membaca-menulis itu. Salah satunya adalah membaca paper berbahasa Inggris dari jurnal-jurnal akademik.
Dengan cara berpikir ini, membaca (dan menulis) itu sebenarnya bukanlah kewajiban lagi, namun merupakan hak bagi segala mahasiswa.Â
Mahasiswa berhak meminta dosen untuk menyediakan berbagai bacaan, antara lain paper-paper dari jurnal akademik.Â
Namun demikian, kenyataan di kampus malah menunjukkan situasi sebaliknya. Banyak mahasiswa ---tidak semua, lho--- merasa keberatan dengan banyaknya bacaan paper ilmiah di perkuliahan mereka. Ada banyak penyebabnya. Dari penyebab yang dicari-cari hingga yang masuk akal... hehehe... Â
Salah satu penyebab yang masuk di akal saya dan karena itu, menjadi bahasan tulisan ini adalah tidak ada panduan membaca cepat.Â
Banyak panduan sebenarnya bertebaran di internet. Namun demikian, menentukan yang mana yang cocok dan mudah dipraktekkan menjadi persoalan tersendiri.Â
Memang keluhan itu tidak dapat disangkal. Saya sendiri juga bisa merasakannya. Di jurusan saya, misalnya, mahasiswa pada umumnya mengambil 7-8 mata kuliah per semester dengan 3 SKS di tiap mata kuliah (total SKS antara 21-24 tiap mahasiswa).Â
Jika tiap 1 mata kuliah ada 1 bacaan paper berbahasa Inggris, maka ada setidaknya 7-8 paper berhalaman 12-25 yang mahasiswa perlu baca.Â
Padahal setiap mata kuliah memberikan minimal 2 bacaan paper, sehingga total ada minimal 14 paper berbahasa Inggris tiap semester.Â
Itu minimal jumlah paper yang harus dibaca mahasiswa pada waktu tertentu. Tanpa strategi membaca cepat tentu saja akan muncul masalah.
Melalui cara-cara membaca cepat paper berbahasa Inggris ini, tulisan ini mencoba membantu mahasiswa mengatasi masalah itu.Â
Beberapa cara membaca memang dimodifikasi untuk membaca paper akademik yang berbahasa Inggris saja di ilmu-ilmu sosial dan politik (sospol).
Dengan kemampuan membaca cepat ini, mahasiswa dapat meraih tiga tujuan sekaligus. Tujuan pertama adalah, tentu saja, bisa membaca cepat sebuah paper berbahasa Inggris.Â
Kedua, membaca lebih banyak paper akademik dalam waktu lebih singkat. Arti dari waktu lebih singkat ini tentu saja sangat relatif. Secara bahasa Inggris, mahasiswa saya tidak memiliki kesulitan dalam membaca paper-paper itu. Namun membaca cepat secara efektif dan memahami isinya menjadi persoalan umum.
Tujuan ketiga, memahami isi paper itu dengan lebih mudah. Tujuan ini yang paling penting. Pemahaman atau mengerti isi paper adalah tujuan mutlak dari membaca cepat ini.Â
Nah, kita langsung ke tiga cara membaca cepat paper berbahasa Inggris dari jurnal akademik itu agar tujuan membaca dapat dicapai.
Cara pertama, skimming secara khusus. Ingat ya, kita membaca paper berbahasa Inggris, sehingga cara skimming-nya agak beda. Sama seperti cara skimming umumnya, cara membaca cepat ini dilakukan dengan membuka-buka halaman paper secara cepat. Tujuannya untuk mengetahui isi paper secara umum.Â
Yang beda adalah cara khusus ini bisa dilakukan dengan secara langsung membaca bagian pendahuluan (introduction) dan kesimpulan (conclusion).Â
Dengan membaca cepat kedua bagian itu, mahasiswa diharapkan dapat memahami paper dengan cepat pula. Mahasiswa pun dapat melanjutkan membaca paper-paper lainnya dengan semangat yang sama
Cara kedua, mencari dan membaca pertanyaan penelitian atau paper. Ini bisa dilakukan dengan cara membaca bagian-bagian tertentu saja. Pertanyaan itu (kadangkala beserta argumen dan tujuan penelitian) terletak di alinea atau paragraf terakhir sebelum sub-bagian pertama.
Cara ketiga, membaca kalimat pertama di setiap alinea di paper itu. Paper di jurnal akademik biasanya telah memenuhi kaidah atau aturan main penulisan akademik (academic writing) yang ketat. Salah satu kaidah yang paling penting adalah tiap kalimat pertama berisi argumen atau ide pokok atau main idea.
Penulis yang baik akan mengembangkan argumen tulisan ke dalam ide-ide pokok itu di tiap alinea. Setelah itu, setiap kalimat ide pokok akan didukung oleh 3-5 kalimat penjelas. Lalu, bacalah bagian kesimpulan dari paper itu.
Pola umum tulisan paper akademik bisa dilihat pada penulisan alinea atau paragraf. Satu alinea biasany terdiri dari 4-5 kalimat.Â
Jika alinea pertama adalah ide pokok alinea itu, maka kalimat ke-2 hingga ke-4 adalah kalimat pendukung bagi argumen di alinea pertama.Â
Ketiga cara di atas adalah cara membaca cepat agar bisa memahami paper berbahasa Inggris secara cepat pula. Sekali lagi, paper-paper berbahasa Inggris biasanya ditulis dengan English academic writing, sehingga ada aturan penulisan ketat yang harus diikuti. Tanpa itu, paper tersebut tidak dapat dimuat di jurnal-jurnal akademik.
Apakah paper-paper berbahasa Indonesia di jurnal-jurnal akademik negara +62 ini tidak memakai cara menulis yang sama? Tidak sama sekali. Tidak ada rasa kurang percaya diri atau rendah diri, apalagi soal nasionalisme. Bukan itu perkaranya. Jawaban untuk pertanyaan itu akan saya bahas di tulisan berikutnya. Kita bahas satu per satu topik-topik itu agar fokus.
Kembali ke bahasan utama dari tulisan ini. Ketiga cara membaca cepat itu merupakan pengalaman saya selama ini dalam usaha memahami dinamika hubungan internasional selama ini. Belum banyak paper yang telah saya baca, namun kemampuan membaca cepat itu membuat saya juga bisa menuliskannya di sini.Â
Semoga bermanfaat ya:)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H