Keinginan berkumpul dengan keluarga besar memang menjadi salah satu silaturahmi penting. Namun demikian, peemakluman atau pengertian sosial perlu diutamakan demi memberantas munculnya kluster keluarga.
Bahkan serombongan keluarga yang ingin berkunjung ke saudara-nya yang lanjut terpaksa ditolak ketua RT. Kebetulan ada kluster 'kerokan' di daerah tetangga 'selemparan batu'. Koordinasj antar-ketua wilayah terpaksa memohon pembatalan silaturahmi itu demi mencegah penyebaran Covid-19.
3. Tempat-tempat publik ramai, tetapi tetap menerapkan protokol kesehatan
Gara-gara pandemi Covid-19, selain tidak mudik, silaturahmi dibatasi, dan, bahkan, ditolak demi pandemi tidak menyebar. Lalu, saling kunjung ke rumah tetangga dan saudara walau jaraknya dekat juga dibatasi.Â
Akibatnya, saling bermaaf-maafan dilakukan depan rumah atau di jalanan komplek atau malah virtualan saja lewat grup WhatsApp atau telegram dan media sosial lainnya.
Bosan di rumah, beberapa keluarga mencoba 'keliling kota' naik motor atau mobil. Tanpa perlu mampir di mal atau supermarket. Yang lain pergi ke tempat-tempat piknik yang luas tanpa tembok-tembok pembatas demi menjaga jarak fisik.Â
Apakah kenyataan itu semua baik? Saya tidak bisa menjawabnya secara langsung. Jawaban saya lebih mengarah pada bahwa ini adalah upaya maksimal yang bisa kita lakukan bersama untuk menyesuaikan kehidupan kita dengan pandemi ini.Â
Ini bukan persoalan baik atau benar semata. Lebih jauh, sejauh mana itu semua terkait dengan pencegahan penyebaran pandemi Covid-19 di sebuah wilayah. Sejak Maret 2020, kita perlu menyadari bahwa hampir semua perilaku kita harus disesuaikan dengan sifat dari pandemi Covid-19 ini.Â
Ini berarti kita perlu selalu peka dan memahami situasi pandemi di sekitar kita masing-masing. Sejauh mana kita tahu posisi pandemi di kampung atau kelurahan atau kecamatan atau di daerah di sekitar kita?Â
Pengetahuan itu akan menjadi salah satu pertimbangan untuk ikut sholat Ied atau bersilaturahmi ke rumah sanak-saudara di hari Lebaran ini. Pertimbangan itu pun juga berlaku setelah Lebaran ini.Â
Pandemi telah telah membuat kita semua belajar banyak hal, khususnya demi menyambut Lebaran. Tidak sekedar rutinitas harian, namun pandemi juga mempengaruhi rangkaian kegiatan keagamaan selama bulan puasa hingga Hari Lebaran ini.
Makna kemenangan di Hari Lebaran 2021 ini barangkali adalah kemampuan kita mulai menyadari Lebaran digital ini. Hampir semua tradisi Lebaran dijalankan lewat gadget kita masing-masing. Semoga berkenan.