Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Nasihat Orangtua, Terima Dulu Pekerjaan Pertama, Walau Tidak Sesuai Bidang Studi

27 Maret 2021   13:32 Diperbarui: 28 Maret 2021   15:50 530
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tiba-tiba datang surat dari salah satu perusahaan atau kantor yang dilamar. Hati dag dig dug. Pikiran bingung tidak karuan. Seolah kedatangan surat dari sang pujaan hati. Deg deg sir rasanya ketika membuka surat itu. Seperti yang telah diduga, itu adalah surat penerimaan lamaran pekerjaan.

Meski begitu, rasa deg deg-an itu berubah seketika menjadi kaget bercampur gelay ... eh geli. Lho ... kok malah diterima di kantor itu?

Padahal jenis pekerjaan tidak sesuai dengan latar belakang studi ketika kuliah. Persaingan juga lebih ketat karena banyak alumni dari satu kampus mendominasi. 

Lalu, kantor itu termasuk salah satu perusahaan terbesar di negeri ini. Pemiliknya masih keluarga dari salah satu menteri di pemerintahan Jokowi. Diambil atau dilepas?

###
Semangat dari tulisan ini adalah sukses bisa diraih di pekerjaan apa pun, bahkan yang tidak sesuai dengan bidang studi. Seorang sarjana yang baru saja lulus tidak hanya memiliki pengetahuan terkait bidang studi. 

Mereka mempunyai pengetahuan lain. Mereka juga memiliki soft skills, seperti berorganisasi, kepemimpinan, public speaking, presentasi, negosiasi, analisa persoalan, dan seterusnya. Campuran antara pengetahuan bidang studi dan soft skills akan mendukung kesuksesan seseorang, termasuk sarjana baru.

Nah... begitu lulus kuliah, seorang sarjana S1 akan segera mengirimkan surat lamaran ke berbagai kantor atau perusahaan. Pekerjaan yang cocok dilamar. Perusahaan bonafid dan terkenal juga dilamar, walau jenis pekerjaan tidak cocok-cocok amat. Paling tidak, 5-10 surat lamaran pekerjaan dikirimkan. Bahkan ada yang mengirimkan hingga 20 lebih surat.

Begitulah ritual seorang sarjana yang baru saja lulus. Semangat yang membuncah ingin segera bekerja. Bekerja di bidang yang sesuai kuliahnya. Padahal kenyataan bisa berbicara lain, seperti cerita di atas. Lalu, apa yang harus dilakukan?

Nasehat orang-orang tua adalah ambil dulu pekerjaan pertama, walaupun tidak sesuai dengan bidang studi.

Mengapa harus begitu? Ada beberapa alasan sederhana dan menarik. Alasan-alasan yang bisa menggugah perasaan dan pikiran sang pelamar kerja, termasuk para sahabat pembaca.

Pertama, pelamar kerja yang lebih membutuhkan pekerjaan itu. Ingatlah situasi anda ketika mengirimkan surat lamaran itu. Ketika anda merasakan optimisme disertai doa ketika menulis dan mengirimkan surat-surat lamaran itu. Optimisme juga sembari bingung karena anda adalah seorang pengangguran! Ada rasa malu dan pengen mendapatkan pekerjaan sesegera mungkin. Anda sebagai pelamar kerja sangat membutuhkan pekerjaan yang dilamar itu.

Ketika lamaran pekerjaan diterima dan itu pekerjaan pertama yang menerima anda, mengapa ditolak? Jika menolak, mengapa dulu mengirimkan lamaran itu? 

Anda sebaiknya menerimanya. Walau tidak sesuai dengan latar studi, namun itu adalah pekerjaan pertama yang menerima anda. Yang pertama kali mengabulkan doa anda; Yang melepaskan anda dari posisi pengangguran; Dan, Yang membuat anda bangga mendapat pekerjaan untuk pertama kalinya setelah lulus.

Sedangkan kantor atau perusahaan lain yang anda idam-idamkan malah belum berkabar baik.  Kantor-kantor itu mungkin masih mempertimbangkan banyak faktor untuk menerima anda. Apalagi teman-teman yang lulus di saat yang sama malah tidak seberuntung anda yang sudah mendapatkan surat diterima kerja.

Kedua, kantor yang menerima itu tentu saja telah mengetahui potensi lain dari anda sebagai si pelamar kerja. Kantor yang menerima anda bisa saja mempertimbangkan banyak faktor untuk menerima anda.

Timbul pertanyaan: kok mau menerima anda? Lalu, pertimbangannya apa? Salah satu pertimbangan bisa dicek pada curriculum vitae (CV). CV biasanya tidak hanya memuat informasi terkait bidang studi, tetapi juga berisi skills atau pengetahuan lain yang didapat selama kuliah selama 4-6 tahun.

Pelamar kerja harus memahami isi CV miliknya. Jika pelamar kerja melakukan bluffing CV, maka pelamar kerja harus bertanggung jawab pada saat bekerja. Bluffing CV memang sebaiknya dihindari, walau situasi kadangkala memaksa melakukan bluffing pada keterampilan atau pengetahuan tertentu. Beberapa keterampilan atau pengetahuan memang bisa dilatih secara khusus sebelum masuk kerja.

Ketiga, pengalaman kerja pertama. Ini penyebab paling penting. Pekerjaan yang tidak sesuai dengan bidang studi ternyata telah menjadi yang pertama menerima anda bekerja. Melanjutkan penyebab pertama di atas, pekerjaan ini akan memberikan pengalaman kerja lebih cepat dan jelas. Ada kepastian ketimbang kantor lain. 

Sementara itu, perusahaan atau kantor lain yang sesuai bidang studi malah belum jelas menerima lamaran kerja atau tidak. Jadi, kepastian mengenai pekerjaan dan pengalaman kerja tidak bisa diabaikan begitu saja, sehingga pekerjaaan itu sebaiknya diterima.

Selanjutnya, pengalaman kerja ini menjadi faktor yang sangat penting sebagai 'modal' mencari pekerjaan selanjutnya yang lebih sesuai dengan bidang studi.

Ketiga alasan itu berujung pada nasehat orang tua, yaitu terimalah tawaran atau sesuatu yang datang pertama kali. Nasehat umumnya sebenarnya adalah jangan pernah menolak rejeki atau pemberian. 

Bersyukurlah dengan menerima pekerjaan pertama itu, walau berbeda dari bidang studi.

Selamat atas pekerjaan pertamanya dan sukses selalu:)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun