Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Taktik Jitu Mengatasi Overthinking dalam Penulisan Skripsi

22 Maret 2021   22:36 Diperbarui: 23 Maret 2021   16:39 2416
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak mahasiswa mengalami overthinking dalam penulisan skripsi. Overthinking dalam penulisan skripsi bisa terjadi sejak awal, yaitu pada pemilihan judul atau topik. Akibatnya, seorang mahasiswa bingung dan bahkan stres mau menulis topik atau isu apa untuk skripsinya. 

Mahasiswa itu berkelana dari satu meja ke meja lain di perpustakaan kampus, tapi tetap bingung karena belum menemukan topik yang mau ditulis. 

Mahasiswa yang mengalami overthinking ini harus segera dibantu agar persoalan tidak berlarut-larut terlambat atau tidak diselesaikan. 

Kebanyakan kampus masih menempatkan skripsi sebagai salah satu bagian atau syarat terpenting dalam menentukan kelulusan seorang mahasiswa di tingkat strata 1 (S1). 

Skripsi menjadi semacam gong terakhir atau mata kuliah yang harus diambil di semester terakhir setelah semua persyaratan mata kuliah lainnya terpenuhi. 

Salah satu konsekuensinya adalah bahwa kelancaran penulisan skripsi bakal menentukan cepat atau tidaknya penulisan skripsi. 

Demi tujuan menghindari overthinking dalam penulisan skripsi itulah, tulisan ini hendak memberikan beberapa taktik untuk mengatasinya.

Lokasi Overthinking

Overthinking dalam penulisan skripsi dapat terjadi pada tahap awal penentuan judul dan pada saat proses pembuatan skripsi. 

Setidaknya ada 3 tahap penulisan skripsi yang menjadi domain atau tempat mahasiswa terjebak dalam situasi overthinking. 

Pertama adalah tahap mencari judul skripsi. Sekilas tahap ini sering dianggap mudah. Ada banyak persoalan terjadi setiap hari yang bisa dijadikan sebagai judul skripsi. Namun pada kenyataannya tidak sesederhana itu. Akibatnya, pada tahap awal sekali itu, mahasiswa mengalami overthinking mengenai judul atau topik apa yang hendak ditulis sebagai skripsi. 

Pada lokasi kedua, judul skripsi yang telah disetujui untuk ditulis kadangkala mengalami kemandegan dalam penulisan lebih lanjut dalam bentuk proposal. 

Di luar persoalan pribadi dan keluarga, ada banyak persoalan yang biasanya muncul berkaitan dengan penulisan proposal.

Persoalan itu di antaranya adalah kemampuan menulis dalam bahasa Indonesia yang baku, tata cara penulisan skripsi, dan ketersediaan data.

Lokasi ketiga adalah pada penulisan bagian pembahasan dari sebuah skripsi. Pada tahapan ini, mahasiswa harus menyajikan data yang mendukung topik yang ditulis. 

Kesulitan dalam mengetahui topik skripsi secara umum biasanya berujung pada ketidakjelasan dalam menjelaskan argumentasi skripsi yang disertai data-data pendukung.

Ketiga lokasi di atas adalah lokasi umum yang biasanya menghinggapi overthinking mahasiswa. Dalam proses pembimbingan skripsi, hubungan dosen dan mahasiswa dapat menentukan sejauh mana overthinking itu bisa diketahui dan segera ditemukan solusinya. 

Namun demikian, ada kalanya kedua pihak itu tidak dalam situasi yang mudah untuk mengidentifikasi persoalan. Apalagi ketika akar dari persoalan overthinking mahasiswa adalah masalah bersifat pribadi. 

Akibatnya, penulisan skripsi berlangsung lebih lama daripada biasanya. Pada kasus lain, mahasiswa melakukan tindakan "ghosting" selama beberapa waktu, lalu muncul lagi di kampus. 

Kasus yang lebih ekstrim, mahasiswa "men-ghosting" kampus atau pulang kampung. Pada kasus lain, justru pihak dosen yang "men-ghosting" mahasiswa karena kesibukan atau persoalan lain.

Solusi Overthinking Karena Penulisan Skripsi

Mengerjakan skripsi (Sumber: www.educenter.id)
Mengerjakan skripsi (Sumber: www.educenter.id)
Lalu, apa dan bagaimana solusi dari persoalan overthinking dalam penulisan skripsi? 

Sebenarnya ada banyak sekali solusi untuk menghindari situasi overthinking dalam penulisan skripsi mahasiswa.

Berdasarkan ketiga lokasi overthinking di atas, beberapa solusi ini bisa coba diterapkan, antara lain:

Pertama, mahasiswa perlu memilih atau membuat judul atau topik yang menjadi minat dan disenangi. 

Minat ini mewakili pikiran atau rasio yang berkaitan dengan kepuasan akademik atau pengetahuan mengenai isu tertentu. Sedangkan "disenangi" mewakili afeksi atau perasaan senang menulis topik itu, bukan topik atau judul lain. 

Dengan perasaan senang itu, maka penulisan skripsi bukan merupakan sesuatu yang membuat mahasiswa menderita. 

Dengan cara ini, overthinking bisa dihindari. Mahasiswa bisa menulis skripsi sesuai jadwal dan diselesaikan pada waktu yang telah direncanakan.

Kedua, menentukan permasalahan atau pertanyaan penelitian dengan menggunakan kata tanya, misalnya bagaimana atau sejauh mana, mengapa, apa penyebab, bagaimana pengaruh, dan seterusnya. 

Pertanyaan itu perlu dibuat sesederhana mungkin agar tentu saja mudah dijawab atau dijelaskan di bagian pembahasan skripsi. 

Ketiga, membuat kerangka penulisan skripsi. Misalnya bab metodologi berisi apa saja, demikian juga pada isi bab pembahasan. 

Menentukan isi bab pembahasan, misalnya, bisa saja gampang-gampang susah karena ini tergantung pada sejauh mana pengetahuan mahasiswa mengenai topik yang ditulisnya. 

Namun demikian, melalui kerangka penulisan ini, apa saja yang perlu ditulis di bagian pembahasan dapat dipetakan oleh mahasiswa dengan bimbingan dosennya. Harapannya, mahasiswa tidak mengalami overthinking jika telah memiliki kerangka penulisan. 

Keempat, jadwal penulisan skripsi (timeline). Setelah membuat kerangka penulisan, mahasiswa perlu menentukan jadwal penulisan skripsi agar mimiliki komitmen terhadap waktu penyelesaian skripsi. Pembuatan jadwal ini tentu saja perlu realistis dan dapat dipertanggung jawabkan. 

Beberapa pertimbangannya adalah situasi mahasiswa itu sendiri dan aturan main di kampus mengenai waktu tercepat menyelesaikan skripsi. 

Dengan cara ini, mahasiswa tidak memiliki peluang untuk overthinking sebagai alasan dari lamanya penulisan skripsi.

Kelima, memiliki hubungan baik dengan dosen (terutama dosen pembimbing skipsi) dan teman. 

Bagi mahasiswa yang terbuka atau gaul atau memiliki teman ngobrol, persoalan menentukan judul ini tidak perlu dipikirkan berlarut-larut. 

Diskusi dengan teman bisa menjadi cara terbaik mencari solusi mengenai judul apa yang sebaiknya dipilih untuk ditulis. 

Begitu juga hubungan baik dengan dosen pembimbing skripsi perlu dilakukan agar proses penulisan skripsi berjalan sesuai dengan topik dan rencana awal. 

Dengan cara ini, overthinking yang tidak perlu yang muncul gara-gara hubungan kurang baik dengan teman atau dosen dapat dihindari dan tidak berdampak pada proses penulisan skripsi.

Satu hal penting yang perlu diperhatikan di sini adalah penyebab mahasiswa mengalami overthinking dalam penulisan skripsi tidak selalu berasal dari mahasiswa itu sendiri. 

Terlalu menyederhanakan masalah jika seperti itu. Namun demikian, beberapa persoalan di atas adalah persoalan riil yang dihadapi mahasiswa di kampus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun