Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Chelsea FC-Southampton Imbang, Tuchel Bimbang?

21 Februari 2021   13:10 Diperbarui: 21 Februari 2021   13:31 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSGUWxOWZryKsmMU5s_0LPp7hAsFfYnEYFSlw&usqp=CAU

Fans Chelsea FC seharusnya bisa menerima kenyataan bahwa laga Southampton vs Chelsea berakhir imbang 1-1 di pekan ke-25 digelar di St. Mary's Stadium, Sabtu (20/2/2021) malam WIB. Kedua tim memang memiliki catatan kekuatan imbang. Hasil ini mengulang laga kedua klub sebelumnya. Mereka juga bermain imbang 3-3 di Stamford Bridge, Sabtu, pada 17/10 tahun lalu. 

Meski begitu, hasil imbang itu membuat Chelsea harus waspada. Di satu sisi, target the Blues untuk tetap berada di zona empat besar Piala Liga Premier harus tetap dipegang dan diwujudkan. 

Di sisi lain, kewaspadaan harus ditingkatkan dengan perbaikan di performa sektor penyerang. Apalagi Chelsea bakal berhadapan dengan Atletico Madrid di laga Piala Champions.

Kembali ke laga Chelsea lawan Soton. Seperti beberapa laga sebelumnya, Chelsea harus berterimakasih pada penalti lagi. Di awal babak kedua, Chelsea mendapat penalti menyusul pelanggaran Danny Ings kepada Mason Mount. Mount sendiri yang maju sebagai eksekutor sukses menjalankan tugasnya. Penalti itu menyelamatkan Chelsea dari kekalahan. Di menit ke-33, gawang Chelsea dibobol Takumi Minamino.

Dengan hasil ini, kemenangan Chelsea empat kali berturut-turut sebelumnya harus dijeda dulu. The Blues masih berada di peringkat keempat klasemen sementara dengan 43 poin dari 25 pertandingan. Masih ada 13an pertandingan yang menanti dan bakal menentukan nasib tim Chelsea di Liga Inggris.

Dominan, tapi miskin gol
Seperti laga-laga sebelumnya, tim Thomas Tuchel ini selalu dominan dalam penguasaan bola. Rata-rata dominasi bolanya selalu lebih dari 60 persen. Masalahnya adalah tim ini terlalu senang menguasai bola, sehingga lupa menembakkan bola itu ke gawang lawan.

Berdasarkan statistik dari beberapa sumber, Chelsea menguasai bola hingga 71 persen. Ini berbanding terbalik dengan 29 persen-nya Southampton. Klub milik konglomerat Roman Abramobich itu mampu menendang 12 kali tembakan, tapi hanya tiga yang tepat sasaran. Sedangkan Southampton hanya memiliki satu tembakan tepat sasaran dari empat percobaan.

Setelah gol penalti itu, Chelsea sebenarnya terus menyerang Southampton. Namun, tim tamu tetap tidak bisa mencetak tambahan gol di sisa waktu setelah penalti.

Para penyerang bintang Chelsea tampak belum konsisten menunjukkan performa terbaiknya. Melawan Soton, lini serang Chelsea belum bekerjasama secara apik. Tammy Abraham, Mason Mount, dan Timo Werner terlihat kurang gahar sebagai pengisi pos terdepan.

"... Kami kekurangan determinasi dan agresivitas," kata manajer Chelsea, Thomas Tuchel seperti dilansir detikcom dari BT Sport.

Lawan Atletico Madrid
Padahal calon lawan Chelsea berikutnya, yakni Atletico Madrid. Laga antara kedua tim merupakan leg pertama di babak 16 besar Liga Champions pada Rabu (24/2/2021) dini hari WIB mendatang.

Saat ini, Atletico sedang jaya-jayanya di Laliga. Luis Suarez dkk sedang menikmati posisi pertama dengan selisih enam poin dari Real Madrid di peringkat kedua. Chelsea harus menghadapi kelebihan Atletico di sektor pertahanan. Hingga kini Atletico menjadi tim yang paling sedikit kebobolan di Laliga dengan kebobolan 15 kali dari 23 laga.

Catatan akhir
Bagi Chelsea dan Tuchel, hasil imbang ini menjadi bukti masih banyak hal yang harus dibenahi di lini depan Chelsea. Tapi bebenah itu sampai kapan? Seperti diungkapkan Tuchel sendiri, "Ini menjadi pekan yang penting sehingga saya memiliki perasaan campur aduk. Tentu, tak akan lebih mudah untuk bisa mencetak gol melawan Atletico," ujar Tuchel.

Dengan enam laga bersama Tuchel, Chelsea telah mengantongi kemenangan di 4 laga dan seri sebanyak 2 kali. Mantan manajer PSG itu ternyata mengikuti rekor pelatih Maurizio Sarri yang sudah meraih prestasi itu bareng the Blues pada September 2018.

Sebaliknya, catatan Chelsea selama ini juga memperlihatkan kelebihannya selama ini. Sejak Tuchel menggantikan Lampard pada 27 Januari 2021, lini pertahanan Chelsea malah menakutkan bagi tim lawan. 

Catatan OptaJoe menguakkan hanya 1,7 rerata tembakan on target dari lawan ke gawang Chelsea. Dibandingkan klub lain di periode waktu yang sama, jumlah itu menempatkan Chelsea memiliki rasio terendah di Liga Premier ini.

Tuchel boleh bimbang menjelang lawan Atletico Madrid di Liga Champions, namun persiapan formasi dan perbaikan lini serang menjadi kenyataan yang harus dilakukan segera.

Fans dan, mungkin, sang pemilik bisa saja mulai tidak sabar melihat penampilan Chelsea yang cenderung minimalis sejak Tuchel menjadi pelatih. Walau begitu kemenangan tipis-tipis dan hasil seri tetaplah masih melegakan alias ngeri-ngeri sedap ketimbang kalah(an).

Salam sepakbola. Salam Chelsea:)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun