Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Gara-gara Moeldoko, Ngopi-ngopi Dicurigai Mau Kudeta

7 Februari 2021   13:24 Diperbarui: 7 Februari 2021   13:36 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Via inews.co.idi/moeldoko_ig.

Ini bukan ngopi biasa di antara saya dan teman-teman dosen yang ngobrol soal politik nasional. Bukan cuma ngopi-ngopi di antara mahasiswa-mahasiswa saya yang membicarakan soal kegiatan webinar mau mengundang AHY sebagai generasi muda yang memimpin Partai Demokrat. 

Bukan pula ngopi-ngopi antar-sesama Kompasianer yang merencanakan Kompasianival 2021 yang mau minta Moeldoko dan AHY jadi narasumber. Siapa tahu grup Kompasianer bisa jadi kelompok sukarelawan pendukung capres 2024:)

Bukan itu semua. Ngopi-ngopi ini antara seorang Moeldoko dengan para anggota senior Partai Demokrat. Gara-gara ngopi itu, Moeldoko (Kepala Kantor Staf Kepresidenan/KSP) dicurigai oleh Ketua Umum Partai Demokrat AHY mau melakukan kudeta. 

Moeldoko dan orang-orang yang ditemuinya dikhawatirkan sedang menyusun sebuah konspirasi dengan orang dalam untuk mengganti kepemimpinan AHY. Kabarnya, ada sekurangnya empat faksi di dalam PD yang sedang berlomba memperebutkan kursi Ketua Umum PD.

Kembali ke soal ngopi-ngopi itu. Kepala KSP Moeldoko pun menanggapi isu 'kudeta' itu sembari berbicara soal ngopi-ngopi. Bahkan sampai dua kali ngopi-ngopi.

Dua kali ngopi-ngopi
1. Kamis (4/2/2021), di akun Facebook-nya yang bercentang biru, Kamis (4/2), Moeldoko mengunggah foto sedang ngopi. Caption-nya, "Aku ngopi-ngopi kenapa ada yang grogi."

2. Sabtu (6/2/2021), di akun instagram resmi-nya, @dr_moeldoko, Moeldoko  menayangkan foto sedang memegang cangkir dengan keterangan sedang ngopi. Di foto itu, Moeldoko mengenakan baju putih dan jaket biru. "Aku nambah kopi ada yang semakin grogi," demikian tulisan di foto tersebut.

Selanjutnya, Moeldoko menceritakan suasana ngopi-ngopinya yang meriah. Ngopi adalah bagian dari interaksi sosial bahkan di antara dengan partai politik berbeda. Tidak pantas jika seseorang langsung pergi seusai menghabiskan secangkir kopi. Terlebih, saat ada rekan yang bergabung untuk ngopi.

Gothca! Begitu mungkin yang ada di pikiran Moeldoko. Umpan masuk. Sebaliknya, pihak AHY juga bisa berpikir sama. Ada alasan politis dengan dampak besar, yaitu 'menggigit' Moeldoko dengan sakit yang dirasakan Presiden Jokowi. 

Yang terakhir ini tampaknya gagal. Jokowi cuek tidak menanggapi Surat AHY. Jokowi tetap fokus dengan Covid-19, program vaksinasi, dan dampak ekonomi-nya. Jokowi juga tetap 'menikmati' stabilitas politik sebagai hasil dari reshuffle kabinet di akhir Desember 2020 lalu.

Sementara itu, Moeldoko menyinggung orang yang melarang minum kopi. Dia malahan menilai orang itu membutuhkan kopi. Katanya, "Kalau kamu dengar ada yang melarang, agaknya kamu benar-benar butuh kopi. Konon kata ahli 'Kopi bisa mencegah gangguan pendengaran'," ucapnya. Mungkin ini kode lunak bahwa Moeldoko mengajak AHY ngopi-ngopi?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun