Sebaliknya, pikiran yang bercabang justru menyulitkan saya sendiri. Ide-ide itu terbang berkelebatan tanpa ada yang mampir. Banyaknya isu sebagai ide tulisan tidak membuat saya bisa fokus untuk memilih satu isu saja.Â
Akibatnya, ada beberapa draft tulisan belum selesai. Cuma satu dua alinea dari beberapa ide tadi. Awalnya saya mau hapus, tetapi kemudian terpikir siapa tahu draft-draft tulisan itu masih bisa dikembangkan di lain waktu. Toh, selama ini saya mempunyai kebiasaan seperti itu. Beberapa tulisan adalah hasil pengembangam dari draft-draft lama.
Situasi itu amat meresahkan. Saya mencoba mencari cara supaya bisa fokus menulis. Beberapa kali saya baca cepat tulisan para Kompasianer mengenai isu tertentu agar mendapat 'petunjuk' mengenai apa yang harus saya tulis. Akhirnya, saya mengambil keputusan, yaitu kembali ke salah satu 'habitat' saya di awal mengarungi Kompasiana ini. Saya menulis tentang menulis.
Menemukan ide tentang menulis ini menjadikan saya bergembira. Ada rasa bahagia. Lalu, saya pun mengingat beberapa tulisan tentang menulis dari berbagai aspek. Saya menuliskan apa menjadi judul tulisan ini. Pelan-pelan saya mulai menulis hingga bisa mencapai lebih dari 600 kata.Â
Pada titik ini, muncul godaan untuk menyudahi tulisan ini, lalu segera mencari tempat untuk berjoget. Saya baca tulisan ini dari awal sampai akhir sembari bertanya pada diri sendiri: apakah saya sudah pantas berjoget?Â
Tanpa berlama-lama membaca, saya pun berjoget demi merayakan selesainya tulisan ini.Â
Kesimpulan tulisan ini adalah berjoget itu enak dan perlu sebagai self-rewarding atas selesainya sebuah tulisan.Â
###
Selesai sudah berjogetnya, walau sebentar dan tanpa musik:)
Akhirnya, diary ini menambah tulisan saya tentang 'menulis'.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H