Keberhasilan diplomasi publik biasanya ditandai dengan peningkatan interaksi antara pemerintah dan berbagai aktor non-negara di dalam dan luar negeri.
Kementerian Luar Negeri
Untuk menjawab tantangan dunia yang semakin berubah dan dinamis, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Indonesia membentuk Direktorat Diplomasi Publik pada tahun 2002. Melalui direktorat ini, Kemlu dapat merencanakan, menjalankan, dan mengkoordinasi pelaksanaan diplomasi publik secara konsisten. Kemlu juga dapat secara khusus menyediakan dana, tenaga, dan materi substantig secara lebih baik dan terarah.
Tujuan utama pembentukan direktorat tersebut merupakan upaya kongkrit Kemlu untuk menjawab tantangan perkembangan dunia pada saat itu. Direktorat itu juga diharapkan dapat lebih mengoptimalisasikan pencapaian tujuan diplomasi publik Indonesia.Â
Program kegiatan
Diplomasi publik selalu memanfaatkan berbagai aset seni, budaya, ekonomi yang sudah dimiliki Indonesia melalui berbagai bentuk kegiatan. Beberapa program tahunan dipkomasi publik meliputi Interfaith Dialogue, Global Inter-Media Dialogue, Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia (BSBI), dan berbagai pentas budaya Indonesia baik di dalam maupun luar negeri.
Pengalaman demokrasi Indonesia telah menjadi asset dalam melaksanakan Bali Democracy Forum (BDF). Forum tahunan ini mengajak partisipasi aktif generasi muda melalui Bali Democracy Student Conference (BDFC), wartawan, dan berbagai kelompok masyarakat.
Berbagai forum bagi diplomasi publik itu bertujuan untuk membangun konstituen-konstituen politik luar negeri, yang dikenal dengan Friends of Indonesia. Di bidang akademik, ada komunitas penstudi Indonesia, yaitu Indonesianist. Selain itu, ada juga kelompok masyarakat Indonesia yang tinggal di luar negeri (baik dalam waktu singkat maupun lama) yang populer disebut Diaspora Indonesia. Sinergi antar-aktor ini diharapkan mampu mendorong partisipasi publik dalam mendukung upaya-upaya diplomasi yang dilakukan pemerintah.Â
Di era digital sekarang, Kemlu juga menjalankan diplomasi publik melalui berbagai platform media sosial (medsos), seperti Instagram, Facebook, dan Twitter. Diplomasi publik ini dikenal sebagai digital public diplomacy. Selain itu, Kemlu memiliki jaringan website yang terdiri dari 132 perwakilan Indonesia di luar negeri, berupa kedutaan besar (KBRI), konsulat jenderal (KJRI), konsulat (KRI), dan perutusan tetap (PTRI). Kepemilikan websites dan media sosial ini diyakini dapat mempermudah diplomasi Indonesia mencapai tujuannya, yaitu to win hearts and minds of domestic and public audiences.
####
Sekian dulu diary kuliah hari ini tentang diplomasi publik, termasuk prakteknya oleh Kemlu RI. Serba singkat dan serba melompat-lompat.
Bahasan ini diharapkan bisa menjadi pemicu bagi upaya pencarian pengetahuan lebih lanjut mengenai isu diplomasi publik.
Terimakasih ya. Salam sehat selalu.