Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kalau Pengen Jadi Diplomat, Pilih Kampus yang Bagaimana?

11 Januari 2021   23:51 Diperbarui: 12 Januari 2021   00:21 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gurupendidikan.co.id

Diari kuliah hari ketiga. 

Topiknya masih mengambil dari tema blog competition hari Senin ini, 11 Januari 2021, yaitu pilih kampus. Bahasan mengenai pilih kampus ini lebih difokuskan pada yang mengarah pada pekerjaan sebagai diplomat di Kementerian Luar Negeri (Kemlu). Fokus kedua adalah membahas kampus yang memiliki jurusan (atau departemen atau program studi/prodi) Hubungan Internasional (HI).

Sebelum membahas tentang pilih kampus, saya jelaskan pekerjaan seorang diplomat di mata lulusan SMA dan pernak-pernik singkat pekerjaan diplomat di Kemlu. Kebetulan saja, pekerjaan sebagai dosen memungkinkan saya mengenal dan berteman dengan beberapa diplomat. Dalam beberapa tahun terakhir, saya juga bekerjasama dengan para diplomat itu dalam beberapa kegiatan.

Pekerjaan: Diplomat
Menjadi seorang diplomat adalah salah satu cita-cita yang sangat menarik bagi para lulusan SMA dan setingkatnya. Mengapa pekerjaan sebagai diplomat ini menarik? Jawaban praktis dan cepatnya adalah karena pekerjaan diplomat pergi ke luar negeri (ada jalan-jalannya) dan bicara dari satu konperensi ke konperensi internasional lain. Jika beruntung, bisa bertemu perdana menteri atau presiden negara lain. 

Gambaran itu yang muncul seketika pas ngobrol santai tentang alasan ingin menjadi diplomat dengan seorang lulusan SMA atau sederajat atau, bahkan mahasiswa semester 1-2. Serba menyenangkan. 

Padahal layaknya kehidupan, semua pekerjaan pasti ada sisi enak dan tidak enaknya. Pekerjaan seorang diplomat tidak hanya seperti yang sudah tertulis di atas, namun juga membantu warganegara (WNI) dan badan hukum Indonesia (BHI) yang mengalami masalah atau musibah. 

Selama pandemi Covid-19 ini, para diplomat dan staf diplomatik lainnya bekerjasama membantu WNI di luar negeri untuk dipulangkan ke Indonesia, memetakan WNI yang masih ada di negara yang menjadi tugas diplomat itu (khususnya yang terkena Covid-19), mendistribusikan bantuan sosial (bansos) dari pemerintah Indonesia, membantu pekerja migran Indonesia (PMI) yang mengalami masalah pekerjaan di Malaysia dan negara-negara Timur Tengah. 

Lebih serius lagi, diplomat adalah seseorang yang bekerja di Kemlu yang bertugas mewakili negaranya di negara lain dalam periode waktu tertentu. Ada diplomat yang bertugas di kantor perwakilan di luar negeri, seperti kedutaan besar, konsulat jenderal, dan konsulat. Ada pula diplomat yang ditugaskan mewakili Indonesia dalam pertemuan tertentu di luar negeri atau di dalam negeri. 

Memilih Kampus
Tingginya daya tarik jurusan HI membuat berbagai kampus mendirikan jurusan ini. Beberapa kampus bahkan menerima 200-250 mahasiswa setiap tahun. Ini menjadi sakah satu alasan pertambahan jumlah jurusan HI. Dalam 3-5 tahun terakhir ini, aada lebih banyak kampus memiliki jurusan HI. Hingga pertengahan 2018, ada lebih kurang ada 80 jurusan HI yang tersebar di berbagai kampus di seluruh Indonesia (http://www.kampusgw.com/jurusan/daftar-jurusan-hubungan-internasional-se-indonesia).

Persebaran kampus negeri (perguruan tinggi negeri/PTN) ber-jurusan HI hampir merata di 34 provinsi. Banyak kampus swasta juga membangun jurusan HI, termasuk di luar pulau Jawa (http://aihii.or.id/perguruan-tinggi/).

Lalu, supaya bisa bekerja sebagai diplomat di Kemlu, sebaiknya pilih kampus yang bagaimana? Ada beberapa pertimbangan yang perlu menjadi perhatian calon mahasiswa dan orang tua untuk memilih jurusan HI yang mendukung cita-cita menjadi diplomat Indonesia. 

Pertama, melihat kerjasama internasional yang dimiliki kampus atau jurusan HI dengan berbagai kampus di luar negeri dan/atau lembaga-lembaga internasional. Kita bisa menemukannya di websites kampus (dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris). 

Dengan melihat faktor ini, kita mengetahui sejauh mana kampus bisa mendukung mahasiswanya berinteraksi dengan dunia internasional melalui kerjasama itu. Misalnya ada tidaknya program pertukaran mahasiswa (student exchange), beasiswa summer school atau short course di kampus di negara lain, atau program magang.

Kedua, melihat kegiatan jurusan HI di kampus yang menjadi incaran. Ini juga bisa dilihat di websites jurusan. Biasanya jurusan memiliki program kegiatan dalam satu tahun, termasuk program seperti yang ada di tingkat universitas di faktor pertama di atas. Sebagai tambahan, kegiatan jurusan termasuk kegiatan dosen-dosennya. Sejauh mana dosen-dosen di jurusan HI memiliki kegiatan akademik yang mendukung kerjasama internasional.

Ketiga, fasiitas kampus yang mendukung pengajaran daring (online). Pandemi Covid-19 telah memaksa kampus-kampus untuk melakukan penyesuaian terhadap berbagai kegiatannya. Mahasiswa baru angkatan 2020 telah belajar online selama lebih dari satu semester hingga hari ini dan kemungkinan berlanjut hingga 1-2 semester ke depan. Mereka ini adalah mahasiswa yang belum pernah menginjakkan kakinya ke tempat kuliahnya karena pandemi. Dalam situasi ini, sarana dan prasarana daring yang dipunyai kampus perlu diperhatikan juga.

Ketiga faktor di atas sangat penting menjadi pertimbangan memilih kampus yang mempunyai jurusan HI. Tujuannya adalah bahwa ketiga faktor itu mendukung proses belajar-mengajar mahasiswa untuk menjadi diplomat di Kemlu.

Namun demikian, ketiga faktor itu sifatnya adalah mendukung. Masih ada faktor-faktor lain, seperti kemampuan bahasa asing selain bahasa Inggris. Ketiga faktor itu juga bukanlah penentu bagi mahasiswa HI menjadi diplomat. Syarat paling penting untuk menjadi diplomat adalah harus lulus dari tes penerimaan CPNS Kemlu dan tes khusus (tambahan) yang diselenggarakan Kemlu.

Catatan kuliah hari ketiga ini setidaknya bisa memberikan gambaran umum untuk memilih salah satu dari sekitar 80 jurusan HI di seluruh Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun