Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Harapan di Tahun 2021: Tetap Bisa Menulis Satu Hari Satu Tulisan

9 Januari 2021   07:15 Diperbarui: 9 Januari 2021   07:31 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menuliskan harapan-harapan di tahun baru 2021 ini tentu saja belumlah terlambat. Sependek pengetahuan saya, tidak ada kata terlambat untuk membuat rencana atau harapan. Walau tahun 2021 baru berjalan sembilan hari, optimisme dan antusiasme telah mendorong harapan-harapan ini tetap perlu dituangkan ke dalam bentuk tulisan. Dengan cara ini, saya dapat membacanya lagi pada suatu saat nanti sebagai sebuah komitmen yang harus diwujudkan.

Harapan di 2021 ini adalah bisa mempertahankan konsistensi menulis setiap hari di Kompasiana. Ada banyak hal yang bisa dijadikan sebagai ide untuk menulis, termasuk yang berkaitan dengan Hubungan Internasional.

Apalagi suasana work from home (WFH) cenderung mendukung kemungkinan harapan ini bisa dilakukan. WFH membuat semua kegiatan bisa dijalankan di rumah. Dengan berbekal pengalaman WFH di sepanjang 2020 yang lalu, harapan-harapan ini bukanlah sesuatu yang muluk-muluk. Namun demikian, antisipasi terhadap kemungkinan muncul hambatan dalam mewujudkan harapan tetap perlu dilakukan.

Salah satu antisipasinya adalah berada di Kompasiana:) Dengan bergabung di blog keroyokan ini, salah satu pelajaran menarik adalah bisa belajar bahwa tulisan tidak melulu harus naratif. Banyak tulisan bisa berbentuk cerita fiksi, puisi, atau campuran. Fleksibilitas bentuk tulisan ini dapat memberikan sesuatu yang baru dan berbeda. Selanjutnya, fleksibilitas ini dapat membantu mengatasi hambatan dalam menulis.

Selain itu, ada kategori baru di Kompasiana, yaitu Lyfe, dengan salah sub-bagian diary. Ada semacam tantangan baru untuk memanfaatkan Diary ini. Mungkinkah menulis hal-hal sederhana tentang dinamika atau perkembangan hubungan internasional dalam bentuk atau gaya menulis sebagaimana layaknya sebuah Dairy? Atau, jangan-jangan diari di jaman internet ini sudah amat berbeda dengan diari pada 10-15 tahun yang lalu. Paling tidak, semua itu menjadi bagian dari harapan di tahun ini.

Namanya juga harapan, masih rencana, masih di angan-angan. Ada keinginan besar untuk mewujudkan niatan itu di 2021. Untuk bisa menulis seperti itu, ada beberapa kegiatan perlu dan penting untuk dilakukan.


Pertama, membaca tema khusus
Kegiatan membaca sebenarnya sudah merupakan rutinitas keseharian.  Berbagai informasi dibaca dan diserap begitu saja. Pernah terpikirkan untuk menuliskan hasil bacaan itu, namun harus memilih. Lalu, ada niatan untuk membaca tema atau topik khusus dalam bidang studi, misalnya, hubungan internasional.

Ide ini muncul dari kemudahan yang diperoleh dari layanan Google News. Layanan ini bisa mengenali kebiasaan kita dalam membaca tema-tema khusus. Kemampuan layanan Google ini membuatnya bisa menyediakan bacaan yang memiliki tema-tema seragam. Lalu, muncul ide membaca tema-tema khusus untuk, kemudian, ditulis dengan gaya bahasa atau tulisan seperti menulis diari atau catatan harian.


Kedua, menulis catatan kuliah dengan menggunakan gaya menulis diari.
Walaupun sudah menulis setiap hari di Kompasiana selama ini, ada keinginan untuk menuliskannya secara berbeda. Bukan berupa tulisan opini dengan bahasa yang formal, namun ditulis seperti catatan harian atau diari.

Selain itu, catatan ini tidak berisi ungkapan perasaan atau pengalaman pribadi. Sebaliknya, catatan ini lebih merupakan bahasan sederhana atau ringkas atau pendek tentang konsep-konsep di dalam studi Hubungan Internasional. Ini bukan pula semacam kamus.

Salah satu isi diari, misalnya, bahasan tentang konsep hegemoni secara singkat disertai contoh tentang realitas politik global pada saat ini. Kenyataan itu bisa mengenai pandemi Covid-19. Jadi bahasan tentang hegemoni dikaitkan dengan pandemi. Tulisan singkat saja, misalnya, sebanyak antara 2-3 halaman atau antara 500-700 kata.


Ketiga, menggunakan Diary di Kompasiana.
Sebuah kebetulan saja Kompasiana menyediakan Diary ini di tahun baru 2021, saya pun bersemangat untuk mencoba menulis di sub-kategori ini. Sebelumnya ada keinginan menggunakan platform penulisan novel yang sedang populer pada saat ini. Namun kedua platform itu tampaknya tidak praktis untuk saya, sehingga saya batalkan niatan itu. 

Tulisan di Kompasiana biasanya dibuat draft terlebih dahulu di aplikasi Simplenote. Aplikasi ini masih menjadi pilihan untuk menulis karena alasan praktis, bentuk sederhana, dan mudah dipakai. Akhirnya, catatan harian bertema khusus akan saya coba tulis di Diary Kompasiana.


Keempat, keinginan membuat buku dari kumpulan catatan di diari.
Dengan harapan keempat ini, catatan selama 30 atau 60 hari dapat dibuat menjadi sebuah buku kumpulan tulisan. Ini seperti peribahasa ‘sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui’. Jadi, sejak awal memang sudah ada perencanaan (setengah) matang. Dari one day one article berujung menjadi one book yang memiliki tema khusus.

Buku bisa dibuat dalam bentuk cetakan dan e-book yang ber-ISBN. Jika belum berubah, ada syarat minimal halaman sebuah buku, yaitu 60 halaman, untuk bisa ber-ISBN. Catatan 30 hari dengan 2-3 halaman untuk setiap catatan sudah dapat menghasilkan buku dengan lebih dari 60 halaman.

Keempat harapan itu jika dipikir-pikir bisa dikatakan feasible untuk dilakukan (doable) tapi, sekaligus, berat untuk diwujudkan. Penulisan catatan harian dan pembuatan buku dapat dilakukan karena kegiatan penulisan ‘one day one article’ sudah dapat berlangsung setiap hari selama lebih 130an hari di Kompasiana. Jadi, tidak ada alasan untuk tidak bisa melakukan dan mewujudkan harapan-harapan itu.  

Namun demikian, harapan ini juga kelihatannya sulit dilakukan karena berbagai alasan, seperti waktu, bayangan bosan atau capek menulis rutin setiap hari, atau malas menulis. Alasan-alasan ini muncul karena kekawatiran tidak bisa mewujudkannya, padahal kegiatan ini sudah terbiasa dijalankan.

Begitu pula kebiasaan kita dalam WFH diharapkan selalu memberikan semangat, termasuk dalam menulis. Semangat ini sangat penting untuk mendukung kesehatan badan selama pandemi ini. Isu kesehatan memang paling utama sejak awal 2020 hingga beberapa tahun ke depan. Dengan tetap sehat, badan selalu terasa 'enak' diajak bekerjasama dalam berkegiatan menulis.

Terlepas dari optimisme dan kekawatiran itu, harapan di 2021 ini sudah tertulis. Ada hitam di atas putih yang semoga merupakan sebuah komitmen. Akhirnya, harapan atau keinginan itu sebaiknya saya coba saja. Ini ibaratnya 'iseng-iseng berhadiah'. Dicoba saja menulis secara konsisten seperti selama ini, siapa tahu mendapat 'hadiah' dalam bentuk buku:)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun