Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

2020: Tahun Belajar Menjadi Penulis

31 Desember 2020   17:23 Diperbarui: 31 Desember 2020   18:00 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
diolah dari hipwee.com

Bagi saya, tahun 2020 ini dapat dikatakan sebagai tahun belajar menulis. Dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, kegiatan menulis sangat dominan di tahun ini. Penyebab utamanya adalah Kompasiana! Sebagai penyebab utama, posisi Kompasiana cenderung positif tentu saja ketimbang negatifnya:)

Sejak bergabung di blog menulis keroyokan ini, saya membangun kesadaran diri untuk menulis. Lebih tepatnya adalah belajar menulis, setidaknya satu hari satu tulisan. Walau baru bergabung pada Oktober 2020, intensitas dan frekuensi menulis menjadi lebih sering dibandingkan sebelumnya. 

Soal kualitas tulisan, saya serahkan penilaian itu kepada sidang pembaca. Saya sepakat bahwa setiap tulisan akan ‘menemukan’ pembacanya sendiri.

Yang menarik adalah ada kesadaran untuk menulis dan, bahkan, menjadi seorang penulis. Kesadaran itu muncul semenjak pandemi Covid-19 di awal Maret 2020. Kesadaran yang bisa dikatakan terlambat, namun juga bisa disebut tidak ada kata terlambat untuk menjadi penulis.

Terlambat karena baru muncul motivasi itu ketika ada semacam desakan eksternal, yaitu Covid-19 dengan segala dampaknya, termasuk keharusan work from home (WFH). Selain itu, tidak ada kata terlambat untuk menjadi penulis. 

Profesi penulis itu sangat elastis atau fleksibel. Seseorang dapat disebut sebagai penulis itu bisa didasarkan pada pengakuan dari orang lain atas berbagai karya tulisnya. 

Atau sebaliknya, seseorang disebut penulis itu karena dia sudah membuat tulisan, tanpa direpotkan oleh banyak atau sedikitnya tulisan, atau dengan ada atau tidaknya pengakuan dari orang lain, termasuk komunitas penulis. Ada unsur nekat atau,malah, memegang anggapan: ‘aku menulis, maka aku ada' ... ada sebagai penulis tentunya. 

Selama satu tahun ini, kegiatan kepenulisan dapat dikelompokkan menjadi dua bagian. 

Di bagian pertama, kegiatan ini berlangsung sebagai salah satu kewajiban dari pekerjaan sebagai pengajar. Menulis untuk perkuliahan, membuat beberapa tulisan akademik untuk jurnal, dan kerjasama dengan mahasiswa yang mengambil kelas saya untuk membuat buku kumpulan tulisan. Tulisan-tulisan itu terasa ‘receh’ karena dilakukan sebagai bentuk kewajiban yang tidak benar-benar muncul dari keinginan pribadi. 

Tulisan kolaborasi dengan mahasiswa dapat dikategorikan di sini dengan alasan inisiatif ini tidak akan muncul tanpa ada kesepakatan dari mahasiswa di kelas-kelas saya. Keterikatan mahasiswa dan dosen dengan kelas itu ‘mempermudah’ niatan mewujudkan buku kumpulan tulisan mahasiswa. Setidaknya, aturan main penilaian dapat memotivasi mahasiswa menulis lebih baik daripada biasanya.

Di bagian kedua, beberapa tulisan lain muncul sebagai kesadaran dari diri saya sendiri. Sekali lagi saya meminjam pandangan Daeng Khrisna Pabhicara soal menjadi ‘pembaca yang rakus’. Kegiatan membaca menjadi modal awal memperoleh data atau informasi dan opini untuk tulisan saya. Lalu, data atau opini itu diikat di dalam tulisan-tulisan yang saya buat. 

Tulisan-tulisan itu telah muncul dalam bentuk opini terhadap isu-isu hubungan internasional sejak sebelum bergabung di forum bersama ini. 

Sementara itu, Kompasiana lebih memperkuat motivasi yang telah ada. Apalagi ketika beberapa tulisan mendapat label ‘Pilihan’ dan sebagian lainnya dilabeli ‘Artikel Utama’ (AU). 

Berkat rakus membaca tulisan di Kompasiana, saya mulai sadar ada labelisasi tulisan. Di kesempatan ini, saya menyampaikan terima kasih sebanyak-banyaknya ke Admin Kompasiana. Terimakasih juga atas jerih payah untuk memperbaiki tulisan-tulisan itu sehingga layak diganjar AU. 

Status kerecehan bisa disematkan pada kegiatan selama ini. Beberapa kegiatan kepenulisan itu adalah sesuatu yang biasa bagi seorang dosen, selain mengajar dan pengabdian masyarakat.

Namun demikian, ada juga rasa gamang dan tidak rela ketika ini semua dianggap sebagai capaian ‘receh’ atau remeh-temeh. Lha wong itu semua memerlukan kerja keras dan emosi jiwa. Karena itu, saya kadang-kadang merasa perlu memberikan self-rewarding pada diri sendiri. 

Walau begitu, tulisan ini secara sengaja memang dibuat sebagai bagian dari program petasan 2020 yang memberi ide menarik untuk menulis. Baru kali ini saya bisa membuat tulisan sebagai bentuk partisipasi pada program harian Kompasiana. 

Siapa tahu tulisan ini bisa menjadi bentuk konkrit dari self-rewarding itu. Kalaupun tidak, tulisan inilah bentuk dari apresiasi kepada usaha di sepanjang 2020 ini, yaitu belajar menjadi penulis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun